Menurut cerita rakyat di gunung pogogul duduk seorang Putri Kinomilat (manusia) lalu ada orang yang keluar dari rumpun-rumpun bambu padahal tidak.  Menurut Ibu Maryam selaku pemangku adat Buol orang itu adalah orang yang tenggelam terus tersangkut di rumpun bambu tersebut. Nama orang tersebut adalah Tamatau (orang serba tau). Tamatau (orang serba tau) dan Kinomilat (manusia) bertemu dan berjodoh lalu mereka menikah dan mempunyai anak yang bernama Tangga Alam Dondolangit.
Di pogogul juga hidup manusia biasa namanya Yakuts dan Ombakilat lalu mereka menikah dan di karuniai anak perempuan yaitu Putri Janata. Putri Janata dengan Tangga Alam Dondolangit di jodohkan dan dikaruniai anak yang bernama Ismuhu.
Di gunung pogogul juga turun mahluk halus nama suaminya Lilimbuta dan nama istrinya Lilimbuto dan mereka di karuniai seorang anak perempuan yang bernama Putri Janaure Sakilat. Ismuhu melihat Putri Janaure Sakilat dan tertarik kepadanya dan Ismuhu memberitahukan kepada orang tuanya untuk meminta di nikahkan. Pasangan ini memiliki tiga anak laki-laki, yaitu Anokoripu, Angga Tibone, dan Daibolre .
Angga Tibone pernah kecewa sama saudara nya yaitu Anokoripu dia berangkat ke sulawesi selatan. Angga Tibone melemparkan batu hitam ke sungai buol, lalu Angga Tibone berkata "saya lempar batu hitam ini ke sungai Buol, nanti terapung batu hitam ini baru Buol akan menjadi baik baik saja jika tidak ada rasa iri,dengki dan dendam." Sumpah Angga Tibone karena merasa iri,dengki dan dendam terhadap saudaranya. Sampai sekarang belum ada yang mendapat informasi alasan dari Angga Tibone mengapa ia merasa iri,dengki dan dendam terhadap saudaranya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H