Mohon tunggu...
Abu Naim
Abu Naim Mohon Tunggu... Guru - SDIT Permata Hati Tambun Selatan Bekasi

Assalaamu`alaikum..salam kenal. Saya adalah seorang guru di sebuah sekolah swasta di Tambun Selatan Kab. Bekasi. Ingin belajar banyak dari sahabat-sahabat kompasiana yang lain, berbagi dan bermanfaat adalah pilihan hidup saya dan mungkin anda semuanya. Mudah-mudahan tujuan mulia ini dimudahkan dan berkah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Al-Hamdulillah, Lelah Menjadi Lillah

17 Mei 2023   13:31 Diperbarui: 17 Mei 2023   13:31 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teriakan-teriakan setiap pagi terdengar indah

Suara generasi anak negeri menjemput yang punya hati

Suara generasi anak negeri melupakan himpitan tembok

Mereka berlari menghindari emosi genitas di lingkaran setan

Serbuan maya menambah derita yang melalaikan badan akal sehatnya

Hati ini berontak menyapu khayalan mimpi

Terpanggil untuk mengabdi menghancurkan kebodohan

Mengorbankan langkah kaki, mengayunkan tangan walaupun kuku menjerit

Bahtera itu walaupun terseok-seok

Mata banyak melotot mengunyah rumput nurani yang hilang

Kobarkan semangat, kencangkan pinggang, membuka lebar telinga

Taman itu terselamatkan oleh duri-duri wangi

Menonton turun naiknya jet pribadi

Nasi dan lauk dimakan setiap hari walaupun di pojokan bangunan hijau

Hampir saja itu terkubur oleh diri sendiri

Namun nurani ini tak tega dengan nasib mereka yang menitipkan emas

Mencoba berusaha mengembalikan cahayanya yang nyaris redup dengan asa terbatas

Menghapus semua coretan kata-kata miring

Waktu beriring usia, menguras keringat menembus waktu, melambungkan cita-cita

Cahaya itu akhirnya mulai tampak di balik kaca yang berdebu

Debu panas itu mulai mendingin, sedikit demi sedikit hilang

Muka lusuh lesu mulai menampakkan senyuman

Kegembiraan menghampiri cakrawala kebahagiaan

Waktu memberikan hikmah tak bertepi mengejar mimpi

Ayat-ayat suci menghiasi ruang-ruang kosong empunya nurani

Di tengah semburan keringat semangat, posisi tangan dan kaki menemukan ayunan dan langkahnya

Berbondong-bondong warga industri memberikan mimpi dan harapannya

Senyuman menebar dari atas bawah wajah gelisah

Permata itu menemukan yang punya hati

Waktu mengajari diri bahwa keringat mesti didaur ulang menjadi mineral

Memberikan kesegaran baru dan faktual

Lelah itu memang tak mudah hilang

Namun apapun jika lillah semua menjadi mudah dengan izin-Nya

Meraih pahala dan kebahagiaan di tengah roda-roda persaingan

Harapan dan doa untuk permata hati dan negeri pertiwi, semangat PAGI!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun