Di organisasi pendidik pun ia aktif, sebagai sekretaris KKG (Kelompok Kerja Guru). Tahun lalu ia dan sejumlah kawan turut memperjuangkan "nasib" GTT agar beroleh Tunjangan Profesi Guru (TPG) atau lazim disebut sertifikasi.
Beberapa kementerian terkait, ia datangi, melakukan audensi, diplomasi, mencari solusi, dan si si yang lain. Sampai di kabupaten tidak berhasil. Ia dan beberapa kawan mendatangi kementerian pusat. Setelah proses demi proses yang cukup alot dan mrekitik dilalui, alhamdulillah, perjuangannya membuahkan hasil. Para GTT, khususnya mapel PAI yang mengajar di sekolah negeri, di kabupaten Tegal, mendapatkan haknya memperoleh TPG.
Amrul Hakim, itulah nama kawan yang saya ceritakan di tulisan ini, dari part 1 sampai part 2. Selain kawan dekat, ia juga saudara sepupu. Bulan lalu, tokoh kita yang satu ini baru saja mendapat panggilan dari Kemendikbud RI untuk mengajar di Singapura, menjadi Guru Luar Negeri (GLN).
Tepat hari ini, ia berulang tahun. "Semoga kian sehat dahsyat, berkah berlimpah, inspratif dan bercahaya. Selamat mengenang kali pertama merayakan cahaya ya". Tulisan ini adalah kado dari saya untukmu, Ndan Amrul Hakim.
Selamat dan sukses, saudaraku. Kau tak lagi menjadi "pengedar" es krim, jajanan ringan, batu akik, dll. Kini kau adalah mantan "pengedar". Kini kau adalah Guru Gemladag Mulad-Mulad dan Mrekitik (G2M2) di negeri seberang. Teruslah berbagi inspirasi pada kawan-kawan.
The last, Meski kita bukan Slankers lagi, tapi sekedar sebagai pengenang, saya sampaikan Salam Peace, Love, Unity 'n Respect. Yeah!!
(The End)
* Part 1 bisa disimak di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H