Mohon tunggu...
Abul Aswad Al Bayaty
Abul Aswad Al Bayaty Mohon Tunggu... -

mantan penggembala kambing

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Atas Nama Nurani

14 Februari 2014   01:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:50 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengarkan wahai kawan,

Dengarkan wahai hamba Allah yang masih bisa mendengar,

Dengarkan wahai manusia yang masih memiliki setitik nurani di dalam hatinya,

Dan saya tidak mengatakan setitik iman,

Karena setitik nurani sudah mencukupi untuk merasakan betapa pahitnya kenyataan yang selama ini tersembunyi di balik praktek prostitusi.

Sang nenek sepuh bertutur : Pelanggan saya adalah anak-anak SD dan SMP. Karena mereka memang hanya memiliki uang dua ribu, lima ribu untuk membayar saya.

Emosi saya teraduk-aduk mendengar jawaban sang nenek sepuh, air mata saya berlinang deras. Saya sesenggukan di kamar seorang diri begitu mendengar jawaban polos dari seorang nenek sepuh pelaku praktek prostitusi yang menyingkap sisi hitam yang mengerikan di balik nama megah lokalisasi terbesar di asia tenggara.

Kita tidak sedang berbicara agama, kita tidak sedang berbicara syurga dan neraka. Kita tidak sedang berbicara mencari makan, kita tidak sedang berbicara tentang sesuap nasi. Namun kita sedang berbicara tentang nurani kita sebagai seorang manusia.

Bayat, 14 rabi'ul akhir 1434H/14 ferbuari 2014M
abul aswad al bayaty

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun