Susan: "Itu harapan kami, Yan. Desa ini butuh kepastian untuk bisa bergerak maju. Kalau peraturan pusat nggak sinkron dengan kebutuhan di lapangan, kami yang di bawah jadi korban. Cobalah bikin aturan waktunya yang tepat "
Driyan: (tersenyum, meski tampak serius) "Aku dengar keluhanmu, Sus. Dan aku senang kamu bicara langsung. Kalau aku nggak dapat masukan dari kamu, aku mungkin nggak sadar efek dari kebijakan yang kami buat di atas meja."
Susan: "Aku percaya kamu bisa mengubah ini, Yan. Asal jangan lupa, di desa, semua berawal dari musyawarah. Jangan sampai kebijakanmu malah menghambat apa yang sudah jadi kesepakatan warga."
Driyan: "Aku janji, aku akan usahakan. Untuk kamu, untuk desa, dan untuk semua carik yang sudah bekerja keras seperti kamu."
Susan: (tersenyum kecil) "Kalau gitu, aku anggap cangkir teh ini jadi awal komitmenmu."
Driyan: (mengangkat cangkirnya) "Deal, Sus. Kita buat perubahan yang lebih baik."
Perbincangan itu berakhir dengan optimisme, meski tantangan besar masih menanti di depan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H