Mohon tunggu...
Hanif Ahmad
Hanif Ahmad Mohon Tunggu... Koki - Bekerja sebagai Head Pastry Chef

Shilaturahmi dengan menulis di RPHA Cianjur/Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Roman

Tatanan Dunia Damai Tercipta dari Sebuah Kemampuan

1 November 2023   05:24 Diperbarui: 1 November 2023   06:26 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Letnan Rose (foto oleh hanif ahmad) 

Buku Kisah Cinta Letnan Rose Jilid ke 3 Bab 4

Si Koki :
Kecerdasan manusia akan diuji oleh segala bentuk kemampuan baik yang bersifat kebendaan duniawi atau kecerdasan berupa sikap mental rohani. Harapan dan cita cita semua orang adalah sebuah sorga bukan hanya ketika mereka sudah pergi dari alam dunia ini. Tetapi seyogyanya segala tujuan hidup bisa diraih nyata ketika mereka hidup. Bahwa sorga itu bisa diciptakan ketika manusia masih hidup ada di dunia ini.

Maksud sorga disini adalah sebuah gambaran hidup manusia yang bisa mencapai puncak kedekatan kepada Sang Maha Pencipta sebagai bentuk penghambaan kepada Tuhan. Bukti penghambaan tersebut kemudian menjadi kekuatan untuk menjalin hubungan dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan untuk perdamaian.

Segala perwujudan hidup damai aman sentausa saling beriteraksi memberi manfaat, cinta kasih menyeluruh.

Ego keunggulan dan kebencian sudah terkikis habis digantikan dengan anugrah kasih sayang Tuhan terwujud dalam perdamaian. Perang bisa benar-benar musnah jika rasa kebecian bisa digantikan dengan cinta.

Letnan Rose :
Ketika ada notification dari tulisan yang kamu share, saya langsung membukanya. Seibarat kata indah yang tak pernah putus, saya selalu terhibur oleh segala ungkapan bahasamu dear my koki. Thank sayang selalu aktif memberi tulisan setiap waktu, saya tak akan terlewatkan untuk menyimaknya.

Si Koki :
Hallo Letnan Rose, yang selalu hangat dan ramah setiap kita berbicara. Semua ucapan doa dan sayang darimu pasti didengar oleh alam semesta, sehingga saya dan kamu selalu nyaman dan saling mencerahkan. Tidak ada rasa saling curiga tetapi saling percaya dan saling menghargai. Jadi akan saya ulang bahwa doa doamu itulah yang sudah terkabul dari bahasa baik yang kamu ucapkan. Keberkatan Tuhan saya melihatnya selalu ada bersamamu.

Letnan Rose :
Iya dear my koki demikian adanya, saya selalu bahagia jika bisa berbicara denganmu. Bahasa positif dari ungkapan akal budaya budi pekerti yang sangat saya sukai benar benar terbukti bahwa jalinan yang sudah kita bangun selama ini, saya merasa tidak tergantikan oleh siapapun. Kamu satu satunya idola untuk saya dear my koki.

Si Koki :
Ok Letnan Rose, pada kesempatan ini ada satu pertanyaan buatmu. Apa sebenarnya yang terjadi dengan peperangan itu. Saya yang awan tidak punya pengalaman ada disituasi tersebut.

Bagaimana bisa memhami apa yang terjadi dengan peperangan tersebut. Kamu sebagai seorang perwira militer, pasti memiliki pengalaman nyata di situasi perang yang sesungguhnya.

Letnan Rose :
Seorang tentara memang disiapkan untuk berlatih dalam perang yang nyata. Taat setia kepada negara adalah semangat yang harus terus hidup. Dalam barisan barisan yang siap mengikuti komamdo untuk sebuah operasi militer.

Si Koki :
Apakah dalam menghadapi perang yang nyata tersebut, ada rasa marah, benci atau takut kepada musuh misalnya Letnan Rose?

Letnan Rose :
Cinta patuh kepada negara adalah sebuah pengorbanan dan perjuangan yang harus dilandasi oleh keikhlasan yang sempurna. Sehingga jikalau pun kita harus mati di medan pertempuran karena sudah takdir dariNya dalam keadaan jiwa yang tenang.

Dengan demikian kematian di medan perang bukanlah kematian yang sia-sia dear my koki. Bahkan jika Tuhan menghendaki kematian tersebut adalah sorga, seperti dalam ajaran agamamu sebagai mati syahid.

Pilihan berani mati bukan seperti dibayangkan manusia yang tidak faham. Tetapi sebuah kematian sebagai pilihan untuk kehidupan sorga yang abadi. Karena pada dasarnya semua orang akan mati secara fisik. Jika hati mental rohani ada dalam penghambaan kepada Tuhan seperti yang kamu sebut tadi, maka kematian itu benar tetapi ruhoni ini tetap hidup menuju Sang Maha Pencipta.

Si Koki :
Hai Letnan Rose, apakah ini kamu yang sedang bicara dengan saya sekarang ?

Letnan Rose :
Jadi situasi perang itu memang sebaiknya tidak terjadi, karena akan banyak kerugian yang menjadi akibatnya. Kalau perang itu sudah dimulai, maka akan sulit untuk mencari jalan damainya.

Separah parahnya perselisihan, maka segera selesaikan dan hindari melibatkan banyak orang. Karena situasai itu bisa menjadi awal sebuah peperangan.

Dampak buruk dari peperangan adalah trauma mental yang tidak mudah hilang. Lebih baik mati dari pada kita menyaksikan orang orang terkasih diantara kita terbunuh di depan mata kita sendiri, harta benda hancur, sumber makan minum bisa benar-benar tidak ada. Bahkan siapa saja yang tadinya teman bisa jadi musuh, rasa curiga, prasagka buruk tak akan terhindarkan.

Yang lebih menyiksa lagi adalah kita tidak mati tetapi cacat tubuh yang parah adalah siksaan yang tidak mudah terobati.

Si Koki :
Baiklah Letnan Rose, seperti apa kira kira yang kamu bisa sampaikan untuk bisa keluar dari sebuah peperangan seperti itu ?

Letnan Rose :
Ya harus hadir kasih sayang untuk mengantikan dendam, kebencian dan ketakutan. Makanya saya sangat suka pilihan bahasa yang sering kamu tuliskan dear my koki. Apa yang kamu gagas sebagai tatanan dunia damai, karena didalamnya dipenuhi oleh kasih sayang.

Seperti yang kamu tulis, ada sebuah ujian kecerdasan manusia untuk bisa berubah dan menciptakan surga di dunia ini. Kemauan perdamaian itu harus dari pihak pihak yang berkonflik, sekeras apapun pihak ke tiga atau pihak luar untuk mendamaikan sebuah perang, sepertinya tidak akan berhasil. Kalau kedua belah pihak yang berperang sudah tidak mau berdamai. Bahkan seharusnya dari dunia konfliklah para pelopor perdamaian bisa terlahir banyak. Bukan mewariskan permusuhan, dendam, kebencian.

Si Koki :
Hhhmmm, menurut akal budaya apakah harus ada sebuah upaya pencerahan kepada mereka yang berperang itu Letnan Rose ?

Letnan Rose :
Sikap dasar tentang apa pun adalah adanya sebuah mecerdasan atas kasih sayang kepada manusia pada umumnya. Kalau sikap ini masih dikalahkan oleh ego keunggulan, kebencian, ketakutan. Maka manusia akan sulit mencapai level kedewasaanya.

Bagaimana keberhasilan seseorang yang beragama atas penghambaannya kepada Sang Maha Pencipta misalnya, kemudian ia bisa memutuskan untuk menciptakan atau bahkan mewariskan permusuhan.

Di tengah konflik perselesihan atau peperangan. Setiap orang harus mulai berdamai dengan dirinya, mulai memahami sikap kasih sayang yang harus lebih unggul dari pada kebencian. Sehingga benarlah kecerdasan penghambaan kepada Tuhan, dibuktikan dengan berdamai mulai dari diri sendiri terlebih dahulu menuju lingkugan sendiri. Kemudian menuju dunia keseluruhan. 

Tatanan dunia damai bisa tercipta dari pribadi pribadi yang punya kecerdasan dengan memulai dengan mendamaikan dirinya sendiri. Sehingga segala bentuk perselisihan, permusuhan bahkan peperangan sudah tidak diperlukan lagi.

Saya bisa sampaikan ini semua karena saya setia selalu menyimak dari pencerahan yang sering kamu tulis dear my koki, secercah cahaya yang menerangi jiwa saya, thank you dear my koki. Cinta saya hanya untukmu selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun