Ikhlas yang saya maksud disini adalah ikhlas dalam melakukan sesuatu karena Allah. Jika seseorang sudah niatnya ikhlas melakukan sesuatu karena Allah, maka tidak ada lagi yang namanya cinta-cintaan yang berlebihan. Karena mereka akan sadar bahwa itu hanya sementara, dan akan segera kembali bersemangat mengejar ridha Allah.
Ibnu Taimiyah mengatakan, “Sungguh, jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya, melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena adanya sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakannya.”
Nafsu dan keinginan itu muncul jika kita sudah kehilangan akal dan keikhlasan pada Allah.
Yang Keempat, Doa.
Rasulullahbersabda,
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allahu akbar (Allah Maha besar).”(HR. Ahmad)
Kalau kita terbiasa untuk berdoa berbagai macam hal, mengapa tidak untuk hal yang satu ini? Kalau berdoa sungguh2 untuk hal yang satu ini, insya Allah Allah akan menghilangkan penyakit yang sangat mengganggu ini.
Yang Keempat, Pikiran Kerugian.
Untuk hal yang satu ini, silahkan baca pada paragraf diatas. Disana sudah saya jelaskan dengan panjang lebar.