Yang Pertama, Menikah.
Jika anda yang sekarang sedang pacaran, HTS-an, atau apapun istilahnya, dan saling mencintai, maka anjuran yang satu ini adalah yang paling dianjurkan oleh Rasulullah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.”(HR Bukhari dan Muslim)
Kalau secara bahasa sih baa-ah berarti jima(hubungan suami istri). Tapi menurut para ulama, baa-ah disini juga berarti kemampuan untuk memberikan nafkah. Ya emang bener sih, tujuan dari nikah itu sendiri kan bukan hanya jima. Tapi juga untuk membuat hidup lebih hidup*serasa kata-kata iklan rokok. Hal ini yang banyak disalahpahami sebagian pemuda. Mereka ngebet minta nikah pada ortunya. Padahal sesuap nasi saja masih ngemis pada ortunya. *mudah2an saya gak kayak gitu kelak, Aamiin*
Tapi jangan salah, nikah itu gak mesti sama orang yang antum cintai. Karena tujuan nikah tersebut bukan hanya menyenangkan mata dan hati. Tapi karena itu adalah ibadah dan sunnah Rasulullah. Tapi kita tetap dianjurkan untuk mencari yang kita sukai. Selain bisa menjamin keutuhannya, juga bisa lebih enjoy dan menikmati*mudah-mudahan gak ada yang salah mikir pada kalimat ini*.
Yang Kedua, Puasa.
“Wahai sekalian para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu untuk menikah maka hendaknya ia menikah, karena menikah dapat lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum mampu menikah maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah penjaga baginya.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Maka pada hadits ini Rasulullah memerintahkan bagi orang yang telah kuat syahwatnya akan tetapi belum mampu untuk menikah maka hendaknya ia berpuasa, karena puasa dapat menjadi pemutus syahwat ini, karena puasa menahan kuatnya anggota badan hingga badan bisa terkontrol menenangkan seluruh anggota badan serta seluruh kekuatan (yang jelek) bisa di tahan hingga dapat melakukan ketaatan dan di belenggu dengan kendali puasa.
Yang Ketiga, Ikhlas.