Ada benang merah dibalik kemenangan dramatis Liverpool dan Tottenham Hotpurs atas lawan-lawannya. Ingat bagaimana manager Liverpool Juergen Klopp  memompa determinasi pasukannya di kamar ganti untuk selalu yakin bahwa kemenangan akan diraih dan tak ada hal yang mustahil dalam sebuah pertandingan. Dalam situasi yang mirip, lihat kapten tim Spurs Harry Kane yang tidak ikut bermain karena cedera, 'mengomel abis' dan mengingatkan skuatnya bahwa mereka bisa lebih menggila lagi di babak kedua.
Kedua sosok penting dalam skuat yang berbeda itu menggunakan kekuatan fikiran positif untuk menghunjamkan keyakinan bahwa 'you can if you think you can'. Apa hasilnya rekan? Kita lihat bagaimana akhirnya Liverpool berhasil membalikkan superioritas Barca yang turun lengkap dengan Messi-nya menjadi nothing saat mereka dibombardir empat gol tanpa balas. Lebih spektakuler lagi adalah Spurs. Mereka berhasil membuat tim tuan rumah tertunduk lesu di stadion kebanggaannya saat unggul 3-2 yang sebelumnya tertinggal 0-3 secara agregat.
The power of positive thinking ibarat senjata pamungkas yang bisa mengakselerasi dalam mencapai goal. Namun demikian, hal ini tidak datang serta merta. Harus di-manage dan terus dilatih. Caranya, dengan menjadikan ia sebagai sebuah kebiasaan. Bila seseorang terlatih untuk berfikir positif, maka yakinlah hal itu akan menambah level confidence-nya. Adalah suatu yang mustahil kita dapat menunjukkan best performance, bila yang ada kita terperangkap dalam situasi yang tidak pede dan inferior!
Satu lagi kawan, pikiran positif ternyata dapat menular ke sekitar. Sukses personal yang dimilkinya berimbas kepada rekan sejawat. Bayangkan bila dalam sebuah perusahaan memiliki sekumpulan karyawan yang memiliki optimis tinggi untuk mewujudkan target yang dipancangkan.  Tak hanya itu, kelak perusahaan tersebut tak hanya sukses sendirian, dia akan meng-influence entitas lain untuk maju bersama.
Memang benar bahwa final Liga Champions tahun ini tak menghadirkan Messi dan Ronaldo sebagai pesohor sepak bola sejagat sebagaimana final-final sebelumnya dalam lima tahun terakhir. Tak salah juga bila final kali ini tak ubahnya sekedar pertandingan Liga Primer yang mempertemukan dua tim Inggris. Tapi satu pembelajaran penting yang kita peroleh, kedua finalis memberikan PR besar buat kita bahwa kekuatan fikiran positif dapat menjungkalkan barrier setinggi apapun.
Untuk itu, mari kita beri ruang seluas mungkin untuk hati kita akan fikiran positif. Karena dengan seperti itu, maka artinya rekan sekalian sedang mempersiapkan sebuah kesuksesan di ujung sana!
Sharing is Caring!
Yane Kamille ZA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H