Mohon tunggu...
Yane Kamille ZA
Yane Kamille ZA Mohon Tunggu... Akuntan - just sharing

saya hanyalah sosok awam yang cuma ingin berbagi karena care dengan Anda!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inspirasi "Korea Wave"

13 September 2018   08:42 Diperbarui: 13 September 2018   08:53 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rujukan: tribunnews.com

Sobat yang memotivasi !!

Asian Games 2018 dengan segala gempitanya baru saja usai meninggalkan kita. Betapa perhelatan olahraga terbesar se-Asia yang menurut banyak pengamat disebut sebagai pagelaran Asian Games terdahsyat sepanjang sejarah itu meninggalkan catatan manis, baik itu pesta pembukaan maupun closing ceremony-nya.

Khusus untuk penutupan, performance Super Junior, boyband asal Korea  tentunya menjadi sebuah klimaks dari sebuah pagelaran yang ditata rapi. Siapa yang tak kenal dengan grup band asal Korea yang populer dengan sebutan SuJu tersebut. Yup! band yang menjadi inspirasi kesuksesan Smash itu datang ke Indonesia untuk memuaskan dahaga ELF, begitu biasa fans fanatik SuJu dipanggil. Puluhan remaja yang telah antre dari subuh, histeris dan pingsan begitu tahu bahwa tiket telah ludes terjual.

Sobat! SuJu adalah bagian dari Korea wave, yang telah melanda dunia, khususnya Asia dengan berbagai atribut budayanya. Mulai dari model dandanan rambutnya yang beken dengan sebutan K-cut, dramanya yang begitu melankolik menguras air mata, fashion style yang digilai para remaja baik cowok apalagi kaum hawanya, dan terakhir para artisnya yang gayanya dicontek habis oleh para boyband dan girlband kita. Sebut saja Smash, Cherrybelle, 7icon, menjadikan mereka sebagai kiblat, baik dalam berdandan maupun bermusik.

Fenomena K-Pop demikian merasuk melintas batas geografis dan usia. Tapi ingat sobat, ini budaya pop, ini hanya masalah trend, yang tidak permanen bahkan cenderung menipu! Tahukah kita bahwa masyarakat Korea yang mayoritas atheis ini memiliki tingkat depresi tertinggi di dunia? Tahukah kita bahwa di Korea, 21 dari seratus ribu orang mati bunuh diri? Siapa yang terbanyak diantara mereka? Artis menduduki urutan pertama, disusul oleh wiraswasta dan pegawai kantoran!

Hermawan Kertajaya, konsultan marketing tersohor pernah memberi clue, bahwa kalau kita tak bisa menjadi pionir, maka jadilah good follower! Rumus ATM bisa kita pakai: Amati, Tiru, Modifikasi. Banyak inspirasi yang bisa kita ambil dari Korea, sebuah negara agraris tradisional yang berhasil melakukan transformasi ekonomi yang luar biasa hingga menjadi negara industrialis raksasa. Ingat sobat, smartphone Blackberry dan i-pad bikinan Apple hanya bisa ditaklukkan oleh ponsel android Samsung, dan Kia Motors hanya setingkat di bawah Mercedes Benz penjualan produknya untuk kategori mobil premium. Belum lagi, televisi dan alat pendingin LG sudah demikian akrab di rumah kita.

Sobat! Korea Selatan adalah negara yang berhasil bangkit dari keterpurukan perang saudara berkepanjangan, menyusul periode penjajahan Jepang. Usia kemerdekaannya tak jauh dari negara kita, hanya selisih dua hari! Pada saat itu, begitu miskinnya mereka, hingga Korea dijuluki sebagai "negara tanpa harapan" dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia. Pada saat itu, sekitar tahun 1950-an, Korea hanya bisa survive dengan bantuan utang, terutama dari Amerika Serikat.

Sobat yang luar biasa!!!

Hanya butuh waktu empat dekade, Korea berhasil menjungkirkan semua pesimisme dan menyalip negara yang pernah memandangnya sebelah mata. Lihatlah deretan angka statistik berikut yang sangat mencengangkan: produk domestic bruto (PDB) Korea Selatan meningkat 420 kali lipat dari 2,3 mliar dollar AS (1962) menjadi 969,9 milliar dollar AS (2007), sementara PDB per kapita naik 230 kali dari 87 dollar AS menjadi 20.045 dollar AS per tahun. Korea Selatan juga mencatat pertumbuhan ekspor rata-rata di atas 30 persen per tahun selama tiga dekade lebih. 

Nilai ekspor melonjak dari 3 persen dari PDB (1962) menjadi 37 persen dari PDB (2000). Ekspor yang sebelumnya 88 persen berupa produk primer, tahun 2004 sekitar 97 persennya berupa manufaktur teknologi tinggi.

Deretan angka di atas, cukup menghantarkan Korea Selatan sebagai kekuatan dagang ke-11 terbesar dunia. Korea Selatan juga pemilik cadangan devisa terbesar keempat. Di semua komoditas ekspor unggulan, Korea Selatan hampir selalu mendominasi: nomor satu di industri pembuatan kapal; ketiga di semikonduktor; keempat di digital elektronik; kelima untuk baja, petrokimia, dan tekstil; serta kelima di otomotif. Pendeknya, Korea telah menjelma menjadi negara industri modern paling dinamis dan diperhitungkan dunia.

Sobat!!

Kekuatan luar biasa macam apa yang bisa mengubah keadaan demikian begitu dramatis? Value yang bagaimana yang menjadikan rakyat Korea memiliki dignity mengagumkan? Sobat sekalian, apakah anda penikmat musik, drama Korea, atau budayanya? Apakah yang bisa kita ambil dari itu semua? 

Yup, kuatnya karakter dan identitas merekalah yang membuat bangsa itu mampu menjadi survival bahkan trendsetter,  berdiri tegak di antara budaya lain di dunia. Di tengah hempasan arus globalisasi, mereka mampu bertahan dengan tradisi budaya yang kuat : inhwa (loyal terhadap institusi bekerja), kibun (menghormati orang lain dan menjaga jangan sampai orang kehilangan muka), dan jeong do (senantiasa memberikan nilai tambah dan inovasi berkelanjutan).

Tak hanya itu, bangsa Korea memiliki profesionalisme yang sangat tinggi dan etos kerja yang mengagumkan. Prinsip mereka, ketika kamu tidak bekerja keras, kamu tidak akan hidup! Menurut catatan, jam kerja mereka jauh lebih panjang dibandingkan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) lainnya. 

Untuk itu mereka sangat disiplin dengan schedule yang disepakati, jadwal yang telah di-declare, dan target yang telah dipancangkan. Jangan heran bila melihat Park Ji Sung, gelandang Manchester United berbeda dengan rekan lainnya saat dipercaya turun membela timnya. Ia sangat ngotot mengejar bola, disiplin menjaga lini pertahanan sekaligus membantu menusuk gawang lawan!

Ssssttt....., satu lagi sobat! Korea Selatan paling benci menggunakan produk dari negara yang pernah menjajahnya, Jepang. Untuk menggunakan produk canggih, secara bertahap dan mandiri, mereka memproduksi sendiri. Karakter bangsa yang cinta akan produk dalam negeri ini membuat perusahaan-perusahaan raksasa Korea berjaya, dicintai di negeri sendiri sekaligus kompetitif di luar negeri.

 Sobat yang luar biasa!!!

Inspirasi apa yang bisa kita petik dari "Korea wave" di atas? Bukan merupakan kesalahan kalau kita kagum dengan Super Junior, bukan juga suatu kesia-siaan kalau kita nikmati lirik-lirik manis mereka. Dan jangan kita pelit untuk beri apresiasi dengan kekompakan mereka yang mampu meracik harmoni di atas kelebihan masing-masing. 

Namun, jauh lebih bermakna bila kita bisa memahami rahasia sukses mereka menempatkan kekompakan dan persahabatan sejati di atas kreativitas masing-masing personil. Bagaimana mereka sangat menjaga performa panggung dengan terus berlatih keras dan menepati jadwal panggung yang padat. Bagaimana mereka sangat peduli dengan penggemar fanatiknya dan tak segan memberikan motivasi kepada mereka yang galau. Semoga inspirasi "Korea wave" turut menggulung kita untuk bisa berkarya lebih baik lagi. Sukses adalah milik anda !

 

Sharing is caring,

Yane Kamille ZA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun