Mohon tunggu...
Novi Effendi
Novi Effendi Mohon Tunggu... Operator - pedagang

Saling berbagi di ajang forum kompasiana. Silahkan berkunjung ke blog saya https://effendinovi.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wasiat dari Abu Darda Generasi Salaf Terbaik

8 November 2011   07:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:55 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berlindunglah kalian kepada Alloh dari kekhusyu’an nifaq.” Mereka bertanya, Wahai Abu Darda, apa yang dimaksud kekhusyu’an nifaq? Beliau menjawab, “Jasad terlihat khusyu’ namun hatinya tidak khusyu’.”

Dan telah shohih dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,

« أَوَّلُ مَا يُسْلَبُ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ الْخُشُوعُ »

“Yang dicabut pertama kali dari umat ini adalah kekhusyu’an.” [Riwayat Ath-Thobroni, dishohihkan Al-Albani dalam Shohih Al-Jami'ush Shoghir nomor: 2569]

Maka engkau melihat orang-orang sholat di masjid, namun hampir-hampir tidak engkau dapati seorang pun yang khusyu’ di antara mereka. Berlindunglah kepada Alloh dari kekhusyu’an nifaq, jasad terlihat khusyu’ dan tenang ketika di dalam sholat, namun hati tidak khusyu’. Ini adalah keadaan orang-orang munafiq, karena mereka sholat bersama kaum muslimin akan tetapi hati mereka tidak khusyu’ kepada Alloh, bahkan mereka riya kepada manusia dan tidak mengingat Alloh kecuali sedikit saja.

Kenapa Abu Darda rodhiyallohu ‘anhu berkata “Berlindunglah kalian kepada Alloh dari kekhusyu’an nifaq”? Hal itu karena beliau hendak menanamkan dalam hati-hati kita agar kita tidak akan menerima dan tidak akan meridhoi hal tersebut. Betapa banyak orang yang tidak mendapati kekhusyu’an dalam hatinya, kekhusyu’an mereka hanya pada badan saja, dan dia mengetahui bahwa hatinya mengajaknya kepada berbagai macam perbuatan dosa besar dan kemungkaran, juga mengajaknya untuk meninggalkan berbagai macam kewajiban. Kemudian Abu Darda berkata kepadanya, berlindunglah kalian kepada Alloh dari kekhusyu’an nifaq. Yakni, jika engkau dalam keadaan seperti ini maka jangan sampai engkau meridhoi dirimu berada dalam keadaan seperti ini, bahkan berlindunglah engkau kepada Alloh, menghadaplah kepada-Nya, berpegang teguhlah kepada-Nya, carilah kelezatan dengan (kekhusyu’an kepada) Nya dan menghadaplah kepada-Nya, agar Dia menghilangkan kekhusyu’an nifaq yang ada dalam hatimu yang pada hakikatnya hati tidaklah khusyu’.

Engkau melihat manusia melakukan sholat, namun yang khusyu’ di antara mereka hanyalah sedikit. Para sahabat rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam melakukan ibadah-ibadah yang barangkali orang-orang setelah mereka lebih banyak melakukannya. Akan tetapi mereka (para sahabat) beribadah dengan hati-hati yang khusyu’.

Oleh karena itu ketika Al-Hasan al-Bashri rohimahulloh ditanya, ‘Mereka para tabi’in, ibadah mereka lebih banyak dibandingkan para sahabat rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, kenapa para sahabat memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari mereka?’ Al-Hasan menjawab, “Dahulu para sahabat melakukan ibadah sedangkan akhirat ada dalam hati-hati mereka. Adapun mereka (para tabi’in), maka mereka beribadah sedangkan dunia ada dalam hati-hati mereka. Maka sangat berbeda antara ini dan itu. Oleh karena itu Abu Darda berkata, Alangkah bagus tidur dan berbukanya orang-orang yang cerdas. Bagaimana mungkin mereka tertipu dengan begadang dan puasanya orang-orang yang dungu. Sungguh, kebaikan sekecil biji sawi yang disertai ketakwaan dan keyakinan lebih agung dan lebih tinggi di sisi Alloh dari pada ibadah sebesar gunung yang dilakukan oleh orang-orang yang tertipu.’”

Maksudnya adalah kekhusyu’an hati. Dan kekhusyu’an hati maknanya adalah ketenangan, ketundukan dan menghadapnya hati kepada Alloh Jalla wa ‘Alaa.

Maka marilah kita berlindung kepada Alloh dari kekhusyu’an nifaq. Wahai Alloh, kami berlindung kepada-Mu dari kekhusyu’an orang-orang munafiq. Wahai Alloh Yang maha mulia, jadikanlah kekhusyu’an kami adalah kekhusyu’an orang-orang yang beriman secara lahir dan batin.

WASIAT KE EMPAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun