Mohon tunggu...
Abu FayadhMuhammad
Abu FayadhMuhammad Mohon Tunggu... Konsultan - Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan

Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan saat ini Domisili di Kota Bekasi Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Keluarga SAMARA: Nasehat buat Para Istri

9 Maret 2021   21:41 Diperbarui: 9 Maret 2021   22:10 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-- Bersahabat dengan wanita-wantia fajir dan fasik. Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Seseorang itu menurut agama temannya". 4

-- Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah)

*Wasiat kedua: Berupaya mengenal dan memahami suami*

Hendaknya seorang istri berupaya memahami suaminya. Ia tahu apa yang disukai suami maka ia berusaha memenuhinya. Dan ia tahu apa yang dibenci suami maka ia berupaya untuk menjauhinya, dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al Khaliq (Alloh Ta`ala). Berikut ini dengarkanlah kisah seorang istri yang bijaksana yang berupaya memahami suaminya.

Berkata sang suami kepada temannya: "Selama dua puluh tahun hidup bersama belum pernah aku melihat dari istriku perkara yang dapat membuatku marah."

Maka berkata temannya dengan heran: "Bagaimana hal itu bisa terjadi".

Berkata sang suami: "Pada malam pertama aku masuk menemui istriku, aku mendekat padanya dan aku hendak menggapainya dengan tanganku, maka ia berkata: 'Jangan tergesa-gesa wahai Abu Umayyah.' Lalu ia berkata: 'Segala puji bagi Alloh dan shalawat atas Rasulullah... Aku adalah wanita asing, aku tidak tahu tentang akhlakmu, maka terangkanlah kepadaku apa yang engkau sukai niscaya aku akan melakukannya dan apa yang engkau tidak sukai niscaya aku akan meninggalkannya.' Kemudian ia berkata: 'Aku ucapkan perkataaan ini dan aku mohon ampun kepada Alloh untuk diriku dan dirimu' ".

Berkata sang suami kepada temannya: "Demi Alloh, ia mengharuskan aku untuk berkhutbah pada kesempatan tersebut. Maka aku katakan: 'Segala puji bagi Alloh dan aku mengucapkan shalawat dan salam atas Nabi dan keluarganya. Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat yang bila engkau tetap berpegang padanya, maka itu adalah kebahagiaan untukmu dan jika engkau tinggalkan (tidak melaksanakannya) jadilah itu sebagai bukti untuk menyalahkanmu. Aku menyukai ini dan itu, dan aku benci ini dan itu. Apa yang engkau lihat dari kebaikan maka sebarkanlah dan apa yang engkau lihat dari kejelekkan tutupilah.' Istri berkata: 'Apakah engkau suka bila aku mengunjungi keluargaku?' Aku menjawab: 'Aku tidak suka kerabat istriku bosan terhadapku' (yakni si suami tidak menginginkan istrinya sering berkunjung). Ia berkata lagi: 'Siapa di antara tetanggamu yang engkau suka untuk masuk ke rumahmu maka aku akan izinkan ia masuk? Dan siapa yang engkau tidak sukai maka akupun tidak menyukainya?' Aku katakan: 'Bani Fulan adalah kaum yang shaleh dan Bani Fulan adalah kaum yang jelek' ".

Berkata sang suami kepada temannya: "Lalu aku melewati malam yang paling indah bersamanya. Dan aku hidup bersamanya selama setahun dalam keadaan tidak pernah aku melihat kecuali apa yang aku sukai. Suatu ketika di permulaan tahun, tatkala aku pulang dari tempat kerjaku, aku dapatkan ibu mertuaku ada di rumahku. Lalu ibu mertuaku berkata kepadaku: 'Bagaimana pendapatmu tentang istrimu?'"

Aku jawab: "Ia sebaik-baik istri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun