Mohon tunggu...
Abubakar SDasy
Abubakar SDasy Mohon Tunggu... Guru - Guru/Wakil Kepala Sekolah/Guru Penggerak/SMK Sura Dewa Larantuka

hobi membaca/kepribadian baik/topik konten favorit pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak

14 Januari 2023   22:03 Diperbarui: 14 Januari 2023   22:05 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga kita semakin mengenali diri sendiri.

  

Model refleksi yang saya gunakan adalah  Segitiga Refleksi 

Gambar model 7 segitiga refleksi 
Gambar model 7 segitiga refleksi 

1. setelah mempelajari modul 1.2 ini saya akhirnya memahami dan lebih mengetahui  tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak 

Nilai-nilai Guru Penggerak

Rokeach (dalam Abdul H., 2015), menyatakan bahwa nilai merupakan keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan tolok ukur pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya sangat spesifik. Kehadiran nilai-nilai positif dalam diri seseorang akan membantu mereka mengambil posisi ketika berhadapan dengan situasi atau masalah, sebagai bahan evaluasi ketika membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari. 

Sebagai Guru Penggerak kita diharapkan untuk dapat memimpin dan mengelola perubahan. Sebagai pemimpin perubahan, Guru Penggerak diharapkan mulai berlatih dan mengadopsi kebiasaan “berpikir sistem” sebagai pendekatan holistik yang berfokus pada bagaimana bagian-bagian penyusun sebuah ekosistem pendidikan. Guru Penggerak juga akan mengadopsi mentalitas “berpikir berbasis aset” yang mengapresiasi dan memanfaatkan kekuatan atau sumberdaya yang telah dimiliki beranjak dari keadaan diri yang kurang berkesadaran menuju ke diri yang berkesadaran penuh dengan lima keterampilan sosial-emosional (kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan beretika) yang memungkinkan bertumbuhnya pola pikir. Adapun nilai-nilai guru penggerak yaitu :

 (1) berpihak pada murid

Nilai Berpihak pada murid merupakan salah satu filosofi utama dari Ki Hadjar Dewantara. Nilai ini mensyaratkan Guru Penggerak untuk selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan murid. Segala keputusan yang diambil oleh seorang Guru Penggerak harus didasari oleh semangat untuk memberdayakan dirinya serta memanfaatkan aset/kekuatan yang ada untuk menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang positif serta berkualitas bagi muridnya.

(2) mandiri

Nilai Mandiri ini, secara sederhana menggambarkan semangat Guru Penggerak untuk terus belajar sepanjang hayat. Ini juga berarti seorang Guru Penggerak harus senantiasa memampukan dirinya sendiri dalam melakukan aksi serta berkenan mengambil tanggung jawab dan turun tangan untuk memulai perubahan. Guru Penggerak yang mandiri memiliki daya lenting dan terpacu untuk memperhatikan kualitas kinerja dan hasil kerja.

(3) reflektif

Nilai Reflektif  adalah model mental yang diharapkan menubuh pada Guru Penggerak dimana mereka senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri maupun pihak lain secara positif-apresiatif-produktif. Dengan mengamalkan nilai reflektif, Guru Penggerak memanfaatkan pengalaman-pengalaman tersebut sebagai pembelajaran untuk menuntun dirinya, murid, dan sesama dalam menangkap pembelajaran positif. Refleksi yang baik dapat membantu mengubah pengalaman menjadi proses pembelajaran yang memberdayakan baik individu maupun kelompok dalam meningkatkan dan mengungkap potensi mereka. Sehingga refleksi harus menjadi kebutuhan

(4) kolaboratif

Nilai Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun daya sanding bagaimana memperhatikan pentingnya kesalingtergantungan yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, orang tua murid dan komunitas terkait, dalam mencapai tujuan pembelajaran untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

(5) inovatif

Makna dari nilai Inovatif adalah seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan segar dan tepat guna. nilai inovatif ini juga mengisyaratkan penguatan semangat ko-kreasi (gotong-royong) dan pemberdayaan aset/kekuatan yang ada di sekolah untuk mewujudkan visi bersama. Guru Penggerak yang mempunyai nilai inovatif juga pantang menyerah (daya lenting) serta jeli melihat peluang/potensi yang ada di sekitarnya untuk mendukung dan meningkatkan kualitas pembelajaran murid.

Peran Guru Penggerak

Guru Penggerak diharapkan dapat memainkan peran-peran memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikannya masing-masing. Kepemimpinan seorang Guru tentunya akan lebih maksimal jika memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. kompetensi-kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin di lingkungan sekolah, yaitu: mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah. Guru Penggerak juga berfokus sebagai pemimpin yang menggerakkan diri, sesama, serta lingkungan-masyarakat untuk mewujudkan sekolah yang berpihak pada murid. Terdapat 5 peran Guru Penggerak yaitu :

1.  Menjadi Pemimpin Pembelajaran 

Menjadi pemimpin pembelajaran berarti menjadi pemimpin yang menaruh perhatian penuh secara sengaja pada komponen pembelajaran, seperti kurikulum (intra, ekstra, dan ko -kurikuler), proses belajar-mengajar, refleksi dan asesmen yang otentik dan efektif, pengembangan guru, pemberdayaan dan pelibatan komunitas yang kesemuanya mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem pendidikan di sekolah.

2. Menjadi Coach Bagi Guru Lain 

Dalam menjalankan peran menjadi coach bagi guru lain, terutama yang terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran bagi murid di sekolah, Guru Penggerak dituntut untuk berdaya dalam menemani dan menuntun rekan sejawatnya itu untuk menelaah proses belajar mereka sendiri. Hal ini sekaligus mengisyaratkan bahwa selain belajar keterampilan coaching, Guru Penggerak juga harus memberdayakan dirinya melalui refleksi atas hasil pengalaman praktik-praktik profesionalnya sendiri.

3. Mendorong kolaborasi 

kolaborasi berarti bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan atau menghasilkan sesuatu. Di sana tersirat makna bahwa setiap pihak yang terlibat memiliki kekuatan yang saat dipersatukan menjadi saling melengkapi dan produktif. Guru Penggerak harus punya pandangan apresiatif yang memungkinkan pengungkapan potensi positif rekan yang lain. Kita membuka lebih banyak ruang dialog positif antar guru, antara guru dan pemangku kepentingan baik di dalam maupun di luar sekolah demi meningkatkan kualitas pembelajaran bagi murid.

4. Mewujudkan Kepemimpinan Murid (Student Agency) 

Guru Penggerak diharapkan mengambil peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid. Untuk itu, kita  perlu memahami bagaimana meramu pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga murid merasa kompeten, mandiri, dicintai, dan memiliki kepercayaan diri serta determinasi untuk mencapai segala yang mereka impikan.

5. Menggerakkan Komunitas Praktisi 

Guru Penggerak diharapkan dapat mengambil peran untuk menggerakkan komunitas praktisi di sekolah dan di wilayahnya. Agar komunitas praktisi dapat berjalan secara berkesinambungan, Guru Penggerak pun perlu menumbuhkan budaya belajar kolaboratif atau komunitas belajar profesional bersama para rekan guru di sekolah maupun wilayahnya. Kerangka kerja Lesson Study: Merencanakan (Plan), Mengerjakan (Do), Melihat kembali (See) adalah satu dari banyak contoh kerangka kerja kolaboratif yang dapat digunakan untuk menggerakkan sebuah komunitas belajar profesional dan menghasilkan praktik-praktik baik.

2. Setelah mempelajari modul ini target saya adalah menerapkan Nilai dan Peran Guru Penggerak di komunitas pendidikan saya, bersama kepala sekolah(pimpinan), rekan guru, murid, orang tua murid dan masyarakat lingkungan sekitar dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,. dan meningkatkan mutu sekolah dengan berpedoman pada 4 kompetensi guru penggerak yaitu mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah. 

3. Perasaan saya setelah mempelajari modul 1.2 tentan Nilai dan Peran Guru Penggerak saya merasa senang dan bahagia bisa mengetahui peran saya sebagai guru penggerak agar dapat bertindak menciptakan sebuah perubahan yang berlandaskan pada nilai-nilai.

4. Setelah mepelajari modil ini saya akhirnya mampu mengaktualkan potensi menjadi seorang pemimpin pembelajaran di kelas sebagai pendidik  maupun bersama rekan sejawat menjadi  pelatih, berkolaborasi, untuk mewujudkan kepemimpinan murid dan mampu menggerakkan komunitas praktisi dengan tetap menjunjung nilai-nilai keberpihakan pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif.

sekian dan terima kasih 

Salam dan Bahagia ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun