Dunia membentang luas di depanmu. Di sekelilingmu, perubahan berdentum-dentum. gerimismu begitu bergairah. Kau hidup persis di tengah contoh sukses Eropa Timur dan Tengah. Masa depan menunggumu. Tinggal kau jemput. Kau dikepung musim semi daya hidup. Bagaimana mungkin kau justru ingin melangkah ke arah sebaliknya.
Kau kembali datang, dan mengajakku pulang. Kita berdua berjalam bersama, menuju gerbang kampus. Kita sedikit berbincang masalah hidup yang hidup. Gerimis membahasi langkah kita, namun kita hangatkan langkah dengan sebuah gurauan senja.
Tibalah kita di akhir perbincangan, dan kau bicara padaku,
“Takut ketahuan ya sama someone for?”
“Oh engga, aku jomblo, lawan sumanto, tahan libido, dan membaca sambil merokok. Karena itulah Mars LPIK.” Kita berdua sambil tertawa.”
Di gerbang kampus kau berkata kepadaku,
“Bila kau sadar akan kesendirianmu, kau akan bisa merasakan bahwa kau membutuhkan seseorang.”
Aku tertawa di atas gerimis.
“Yu akh aku pulang ke sini.” kataku
“Iya kak.”
Aku ke kanan dan Mariam Ke kiri.