Mohon tunggu...
Abroriyatul Inayah
Abroriyatul Inayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa tingkat dua departemen Ilmu Ekonomi Syariah dari IPB University. Memiliki ketertarikan dalam studi ekonomi yang diintegrasikan dengan prinsip-prinsip syariah. Kepribadian saya cenderung analitis, tekun, dan memiliki semangat yang tinggi untuk menjalani kehidupan. Saya adalah individu yang proaktif dan senang belajar hal-hal baru. Semangat belajar yang menggelora dalam diri saya tidak pernah reda dan dengan tekad yang kuat, saya senantiasa aktif mencari setiap peluang yang dapat memperkaya dan mengembangkan berbagai keterampilan yang saya miliki.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Eksplorasi Bangkitnya Fashion Halal dalam Industri Fashion Global

19 Maret 2024   18:53 Diperbarui: 19 Maret 2024   19:22 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Tantangan dan Peluang

Saat ini konsumsi modest fashion dipimpin oleh negara-negara seperti Turki, Malaysia, Indonesia, Singapura, dan Italia. Laporan State of Global Islamic Economy tahun 2023 memproyeksikan pertumbuhan konsumsi sebesar 6,1% dari tahun ke tahun untuk sektor ini dengan penjualan yang diperkirakan akan mencapai $428 miliar pada tahun 2027. Pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya penerimaan dan permintaan akan fashion halal di seluruh dunia.

Meskipun pertumbuhannya yang cepat, industri fashion halal menghadapi beberapa tantangan termasuk perlunya keberagaman dan inklusivitas yang lebih besar dalam sektor ini. 

Meskipun merek-merek mainstream telah membuat kemajuan dalam melayani konsumen Muslim, nyatanya masih ada tantangan karena kurangnya representasi untuk berbagai tipe tubuh, warna kulit, dan latar belakang budaya dalam industri ini. Dalam mengatasi kesenjangan ini penting untuk memastikan bahwa fashion halal benar-benar inklusif dan dapat diakses oleh semua orang. 

Dilain itu, sifat global pasar fashion halal memberikan peluang untuk kolaborasi dan inovasi lintas batas. Dengan memfasilitasi kemitraan antara desainer, produsen, dan pengecer dari berbagai wilayah, industri ini dapat mengeksplorasi beragam bakat kreatif dan wawasan budaya, mendorong pertumbuhan dan inovasi lebih lanjut.

 

Munculnya fashion halal mewakili lebih dari sekadar tren yang berlalu. Hal ini mencerminkan pergeseran mendasar dalam preferensi dan nilai-nilai konsumen dalam industri fashion. 

Seiring konsumen Muslim terus mengassertikan pengaruh mereka dalam pasar global, merek harus beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi mereka yang terus berkembang. 

Dengan merangkul keragaman, inklusivitas, dan praktik-produksi yang etis, gerakan fashion halal memiliki potensi untuk membentuk kembali industri fashion menjadi lebih baik, menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan kaya akan budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun