Beberapa faktor telah berkontribusi pada lonjakan popularitas fashion halal secara global. Salah satu pendorong utama adalah peningkatan daya beli konsumen Muslim terutama di wilayah seperti Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Afrika Utara seiring dengan meningkatnya pendapatan yang dapat digunakan di pasar-pasar ini, demikian juga meningkatnya permintaan akan fashion yang mencerminkan sensitivitas budaya dan agama.
Selain itu, pengaruh yang semakin besar berasal dari media sosial dan platform digital telah memfasilitasi penyebaran tren fashion halal di luar negara-negara dengan mayoritas Muslim.Â
Di masa lampau, perempuan Muslim menghadapi pengucilan dan diskriminasi dalam industri fashion dengan representasi terbatas dan sedikitnya pilihan variasi untuk pakaian sopan.Â
Namun, narasi ini telah berubah dengan munculnya para influencer seperti Dian Pelangi dan Ria Miranda yang menggunakan platform mereka untuk membawa lebih banyak keragaman dalam industri ini.Â
Desainer sekaligus blogger mode Muslim ini muncul sebagai perintis gaya, memamerkan opsi pakaian yang sopan namun modis kepada khalayak global. Visibilitas online ini telah membantu memperkenalkan dan mempopulerkan fashion halal tidak hanya konsumen Muslim tetapi juga individu yang mencari alternatif pakaian sopan untuk alasan pribadi atau estetika.
Â
Dampak pada Industri Fashion
Munculnya fashion halal telah memberikan dampak yang signifikan pada industri fashion secara keseluruhan, salah satunya mendorong banyak merek mainstream untuk memperluas penawaran produk mereka untuk melayani konsumen Muslim.Â
Dengan mengakui kekuatan beli demografis ini, rumah-rumah mode dan pengecer terkenal telah meluncurkan garis modest fashion yang menampilkan desain sesuai dengan prinsip-prinsip Islam sambil tetap mempertahankan estetika khas mereka.Â
Lebih jauh lagi, penekanan pada praktik-produksi yang etis dan berkelanjutan dalam gerakan fashion halal telah mendorong lebih banyak transparansi dan akuntabilitas di seluruh rantai pasokan.Â
Merek-merek semakin memprioritaskan praktik kerja yang adil, bahan ramah lingkungan, dan standar kesejahteraan sebagai respons terhadap permintaan konsumen untuk pakaian yang diproduksi secara etis.