Berdiskusi mengenai degradasi moral dalam kalangan pemuda di negeri ini sudah tidak asing lagi. Dan hal ini harus didiskusikan agar ada solusi ataupun tindak lanjut dalam menghadapi problem tersebut. Degradasi secara universal adalah menurunnya akhlak pemuda ataupun remaja dalam keseharian hidup ini.
Mahasiswa yang katanya sebagai agent of change tentunya harus benar-benar membuktikan bahwa dalam jati dari mahasiswa bisa membawa peradaban yang lebih baik untuk bangsa ini, apalagi masalah degradasi moral, yang sudah mewabah pada calon pemimpin masa depan.Â
Artinya kehidupan suatu bangsa 100 tahun kedepan bisa dilihat pada pemudanya saat ini. Jika pemudanya berprilaku baik (moralnya). Maka tidak menutup kemungkinan calon pemimpin negara ini akan baik juga, namun sebaliknya. Jika prilaku pemuda-pemuda saat ini sudah mencerminkan perbuatan kurang baik. Bisa dipastikan seratus tahun kdepan negara ini akan lenih amburadul.
Dalam suatu problem tentunya ada faktor yang menyebabkan problem tersebut terjadi, begitupun juga mengenai degradasi moral saat ini. Yang menjadi pertanyaan dan perlu digaris bahawi adalah apa penyebab degradasi moral yang sedang meawabah dinegeri ini?. Pertanyaan inilah yang akan dibahas dalam tulisan ini.
Sebenarnya mengenai faktor ataupun mengapa degradasi moral ini bisa terjadi, dalam pertanyaan tersebut mengandung dua poin besar. Yang pertama adalah faktor internal, dalam faktor internal ini berkaitan dengan konteks manusianya sendiri dalam bahasa kerennnya "era 5.0".
Jika sebelumnya adalah era 4.0 atau jika merujuk pada pendapat Angela Markel, dia menyebutkan bahwa era 4.0 atau Revolusi Indistri adalah transformasi yang komprehensif yang menyelimuti keseluruhan aspek produksi dari industri lewat peleburan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Â Artinya bisa diterjemahkan bahwa di era 4.0 ini lebih condong ataupun lebih menitikberatkan pada otomatisasi teknologi.
Yang dibahas penulis dalam tulisan ini adalah menganai kelanjutan dari era 4.0 yaitu 5.0. yang problematikanya adalah degradasi moral. Sempat disinggung diatas bahwa degradasi moral ini mewabah dikalangan para pemuda salah satunya disebabkan oleh kecanggihan teknologi saat ini. Tidak hanya mengenai teknologi pengaruh budaya juga termasuk fajtor internal terjadinya degradasi moral saat ini.
Adapun faktor yang perlu digaris bawahi dan termasuk faktor yang kedua adalah faktor eksternal, faktor ini berkaitan langsung dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat itu sendiri. Sudah kita ketahui bersama bahwa lingkungan keluarga adalah pendidikan pertama bagi anak-anak muda.Â
Dalam artian tingkah laku seorang pemuda bisa dicerminkan dengan tingkah laku keluarnya. Mahasiswa sebagai agent of social control harus bisa memberi teladan yang baik utamanya pada keluarganya sendiri, baru setelah itu bisa mempengaruhi orang lian.
Setelah keluarga, pembentukan etika seorang anak muda bisa dilihat dari lingkungan teman-temannya yang notabene para pemuda lebih aktif di ruang lingkup sekolah.Â
Lingkungan sekolah adalah juga sangat berperan aktif dalam mencetak moral anak bangsa ini. Maka dari itu mahasiswa juga harus berperan aktif dalam lingkungan sekolah untuk memantau dan jika perlu berpartisipasi dalam lingkungan sekolah tersebut.
Para pemuda tidak hanya aktif ataupun berinteraksi diantara sekolah saja, tapi juga dilingkungan masyarakat. Dan saya pribadi beranggapan masyarakat inilah yang peluaganya sangat besar dalam membantu memperbaiki degradasi moral pada pemuda saat ini karena apa? Mayarakat sebagai teman ayang akrab dalam pembentukan jati diri diri pemuda tersebut. Utamanya dalam bidang etika ataupun moral.
Tidak menutup kemungkinan bahwa seoarang pemuda akan mengamati kebiasaan disekitarnya, dan hasil pengamatan itu pasti akan dicontoh dan diterapkan dalam kehidupannya. Oleh karena itu mahasiswa sebagai agent of social control harus atau lebih tepatnya wajib mengontorol dan memberikan contoh yang baik pula pada masyarakat. Mengapa demikian? Karena hal tersebut akan berdampak pula pada para pemudanya.
Jika memang maha siswa yang katanya sebagai agen perubahan, maka yang perlu dititikberatkan adalah mahasiswa itu sendiri harus bisa merubah etikanya dirinya sendiri terlebih dahalu, mengapa penulis bisa mengatakan begitu?
Berdasarkan analisnya yang berlangsung selama 12 bulan. Analisis tersebut menghasilkan poin besar bahwa banyak mahasiswa yang juga terdampak atau bisadikatakan virus degadasi moral tersebut.Â
Salah satu contohnya adalah tidak bisa berkomunikasi baik dengan dosennya sediri bisa dilihat dari waktu menghubungi dosen, cara berdebatnya, ya meskipun mahsiswa boleh atpun harus berani dalam menyampaikan aspirasinya. dan yang dimaksudkan penulis adalah mengnai cara penyampaiannya itu harus lebih diperbaiki lagi. Baru setelah bisa memperbaiki moral dirinya sendiri, individiu tersebut bisa memberi contoh padandividu lain.
Maksud dari pragraf diatas adalah bukan mahasiswa harus seratus persn moralnya baik, baru bisa memberi contoh pada orang lian. Tapi maksud dari penulis adalah sebagai mahasiswa yang memang benar-benar menjadi agent perubahan, mahasiswa tersebut tidak lupa muhasavah diri atau intropeksi diri. Dan hal itu harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Agar tidak mengaku dirinya ang lebih benar dari pada yang lain.
Sang Kopas, 25 Juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H