Kita sudah memahami bahwa penyebab utama dari kekisruhan dan fenomena pada pemilu 2024 adalah terjadinya interpretasi dan persepsi tentang ketidakadilan dan ketidakjujuran di dalam proses secara TSM (terstruktur, sistematis, dan masif). Namun sesuai dengan firman Allah yang telah dijelaskan dalam tulisan ini, maka Allah-lah yang mengetahui semuanya. Oleh karena itu, saran penulis adalah sebagai berikut:
Pertama-tama, semua komponen bangsa mengkonsentrasikan masalah MENGURUS HATI DULU, jangan mempersoalkan yang lain yang sifatnya situasional dan menjustifikasi atau mem-vonis orang bersalah atau tidak benar, karena hati kita sekarang ini sedang 'menderita penyakit kronis'. Kita harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh, dan memasrahkan diri kepada Sang Pembuka Hati. Dialah yang menutup hati kita, membutakan, menulikan, mengunci mati dan tidak memberikan kefahaman atas ayat-ayat Allah yang turun ke dalam hati.
Mari kita perhatikan kedalam. Kita jenguk hati kita yang sedang berbaring tak berdaya. Di situ terlihat setan dengan leluasa memberikan wejangan dan petunjuk bagaimana berbuat keji dan mungkar yang bertentangan dengan petunjukNya. Di dalam Alquran Surah Ali IMran ayat 104, Ia menuntun pikiran menerawang ke angkasa mengajak Mikraj ke angan-angan panjang dan melupakanNya, baik ketika badang sedang shalat, sedang wudhu, sedang membaca Alquran, ataupun ibadah yang lain. Kita sudah mencoba menepis ajakan itu, namun kekuatan dan iblis luar biasa. Kita bukan tandingannya untuk melawan dan mengusirnya. ia ghaib dan licik, ia berjalan melalui aliran darah manusia, ia bisa menembus tembok, ruang dan waktu, ia ada dalam pikiran dan bahkan bersemayam di dalam hati manusia. Cukup banyak usaha kita melawannya, namun gagal dan gagal lagi.
Tetapi, ada yang tidak mati, tidak tidur, dan tidak lalai, yaitu diri sejati yang selalu melihat keadaan hati kita yang sakit. Dialah 'BASHIRAH.' Lihatlah Alquran Surah Al Qiyamah ayat 14 yang artinya adalah "bahkan manusia itu bertindak menjadi saksi atas dirinya sendiri." Maksudnya pendengaran, penglihatan, kaki, tangan, dan semua anggota tubuh manusia akan berbicara banyak mengenai apa-apa yang telah diperbuat oleh manusia itu selama hidupnya dahulu. Jadi, untuk mencari informasi mengenai dirinya tidak memerlukan orang lain di luar tubuhnya sendiri. Sebab, semua anggota tubuhnya akan dijadikan Allah pandai berbicara. Dia (Bashirah) tidak pernah bersekongkol dengan setan, dia yang mengetahui kebohongan hati, kejahatan, dan dia selalu mengikuti fitrah Allah. Dia jujur, tawadhu, khusyu, penuh kasih sayang dan adil.
Kita harus cepat mendengarkan suara dia yang selalu mengajak ke arah kebajikan. Ia sangat dekat dengan Allah, sangat patuh, penuh iman, ia berbicara menurut kata Allah (ilham), dan kedudukannya sangat tinggi di atas setan dan jin, sehingga mereka tidak menembus untuk menggodanya (Alquran surah As Shafaat ayat 8). Kita bisa merasakannya sekarang. Manakala kita berbohong, ia berkata lirih,"kenapa kamu berbohong?" Ia tidak tidur ketika kita tidur. Ia melihat tatkala kita sedang bermimpi dikejar anjing. Ia melihat ketika Jin menggoda dan setan menyesatkan. Namun hati tidak kuasa mengikuti kata bashirah yang oleh Allah digelari 'RohKu'. Di sini kita mulai mengakui kebenaran Alquran ayat 9-10 di Surah Asy Syams.
Mari kita perbaiki hati kita dengan cara mendatangi Allah. Kita serahkan permasalahan yang kondisional bangsa ini, kerumitan hati yang selalu ragu-ragu, ketidakmampuan menahan syahwat yang bergolak keras dan segala gonjang-ganjing saat sekarang ini. Mari kita contoh Nabi Yusuf ketika gejolak nafsu sudah menguasai hatinya dan ia tidak kuasa lagi menahan syahwatnya tatkala Zulaiha datang menghampiri untuk mengajak berbuat mesum. Ia cepat berpaling dan menghampiri Allah dan mengadukan keadaan syahwatnya yang terus-menerus mengajak kepada keburukan. Kemudian Allah mendatangkan rahmatNya dan memalingkan hatinya dan akhirnya Nabi Yusufpun terbebas dari perbuatan yang dilaknat Allah SWT.
Allah sendiri yang akan memalingkan hati dari perbuatan keji dan mungkar sehingga terasa sekali sentuhan Ilahi tatkala mengangkat kotoran hati dengan cara menggantikannya dengan perbuatan baik dan ikhlas.
Dalam kondisi bangsa kita saat ini, apa mungkin kita masih ragu-ragu, apa mungkin kita bisa mendapatkan arahan dan bimbingan Allah dalam menghadapi kenyataan bangsa? Mari kita hindari prasangka buruk terhadap Allah, kita timbulkan rasa percaya bahwa hanya Allahlah yang mampu memberikan hidayah dan bimbingan serta mencabut permasalahan yang kita hadapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H