Mohon tunggu...
Abdul Rahim
Abdul Rahim Mohon Tunggu... Administrasi - Bertani, dan menulis buah-buah pikirnya, dalam mengisi masa purna bhaktinya - untuk kemanfaatan yang lebih luas

Sehari-hari menikmati hawa segar udara Palangisang, sebuah desa di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Memiliki hobi membudidayakan lebah madu, untuk itu sangat tertarik menerapkan filosofi kebaikan lebah madu dalam kehidupan sehari-hari – termasuk kehidupan berdemokrasi. Tertantang untuk berbagi pengalaman tentang sistem dan perubahan pola perilaku. Selalu berupaya menerapkan pola pikir global namun bertindak lokal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bangsa Indonesia Mau Berubah? Sadarlah

13 Mei 2024   22:17 Diperbarui: 13 Mei 2024   23:23 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Catatan: 

Usia empat puluh tahun, merupakan puncak kematangan yang dicapai seseorang dalam akalnya (disiplin akal). Pada tahap itulah Tuhan mengangkat seseorang menjadi Rasul, kecuali Isa dan Yahya. Bila seseorang setelah mencapai usia empat puluh tahun masih juga tetap berandal, sudah tipis harapan ia menjadi orang baik-baik. Itu berarti dia telah mempersiapkan dirinya untuk menjadi penghuni Neraka.

Kemudian Alquran Surah Fatir ayat 37, menyatakan: "Dan mereka berteriak dalam neraka itu: Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari neraka ini! Kami akan berbuat amal kebajikan, bukan seperti yang pernah kami lakukan dahulu. Ketika itu ditempelakkan kepadanya: "Bukankah Kami telah memanjangkan usiamu sampai cukup untuk direnungkan oleh orang yang mau merenungkan. Lagipula Rasul pernah datang kepadamu memberi peringatan dengan hukuman bila kamu menentang perintahNya. Kini rasakanlah siksaan neraka olehmu. Selanjutnya bagi orang zalim, tidak ada yang menolong." 

Dua ayat tersebut, yaitu Al Ahqaf ayat 15 dan Fatir ayat 37 memberikan sinyal (alarm) kepada manusia di usia 40 tahun dan usia 60 tahun. Matang di usia 40 tahun artinya: pertimbangan dan keberanian seseorang seimbang. Sedangkan usia 60 tahun, pertimbangannya lebih tinggi, karena selain di usia 40 tahun dalam proses mencari untuk menemukan kebenaran juga penghayatan tentang kebenaran itu. Dan, Tuhan berfirman dalam Alquran surah Luqman ayat 21 menyatakan:"Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'ikutlah apa yang telah diturunkan oleh Allah,' mereka menjawab: 'Tidak! Kami hanya akan mengikuti apa yang telah kami dapati dari para nenek moyang kami! Apakah mereka akan mengikuti juga sekalipun para nenek moyang mereka itu dibawah terlibat oleh setan ke dalam siksa api neraka?

Kesimpulan ayat 21 ini ialah, apakah mereka tidak mempunyai pandangan pikiran sendiri dengan mana dia dapat mengetahui yang benar dan yang salah? Seseorang harus mencari kebenaran, bukan sebaliknya, kebenaran yang mencari seseorang. Dan pada kesimpulan inilah mengafirmasi bahwa mendahulukan KEWAJIBAN dan HAK dikemudiankan. Sehingga semua orang diawali dari kebiasaan mengawali dan memberi, loyalitas atau berdisiplin dalam akal dan pikiran, suka menolong, serta memiliki sikap saling percaya.

Diantara kesadaran yang diuraikan di atas itu terdapat kesadaran dan kekuatan jiwa (awareness of soul) yakni menciptakan kebahagiaan melalui jiwa atau roh kita. Bagaimana cara mengenal jiwa dan dengan sendirinya mampu menguasai nafatnya, baik yang positif maupun negatif. Karena baik dan buruk dari intuisi, tidak melalui pikiran dan rekayasa. Alat penerimanya adalah hati (rasa). Dari Allah turun ke dalam jiwa manusia berupa intuisi, baik kepada jiwa yang kotor ataupun kepada jiwa yang telah mendapatkan pencerahan (kebersihan). Dari jiwa manusia turun menjadi sebuah perbuatan.

Kesadaran dan kekuatan jiwa inilah yang memotivasi setiap orang untuk berubah. Bahwa hati manusia merupakan kunci pokok yang juga berperan sebagai pintu dan sarana Allah memperkenalkan kesempurnaan diriNya.

"Tidak dapat memuat zatKu bumi dan langitKu, kecuali hati-hati hambaKu yang mukmin lunak dan tenang." (Hadist riwayat Abu Dawud).

Iman tumbuh dan bersemayam di dalam hati. Tapi, di dalam hati pula tumbuhnya kekafiran, kemungkaran serta penyelewengan dari jalan yang lurus. Oleh sebab itu, kondisi bangsa Indonesia saat ini tidak akan bisa berubah melalui kekerasan dan pemaksaan kehendak, tetapi melalui dasar-dasar dakwah dan sikap ajaran Islam itu sendiri terhadap lawan, dan bukan musuh yang saling menghancurkan (kata Anies Baswedan).

Terdapat firman Allah di salam Quran surah An Nahl ayat 125: "Serulah (manusia) kepada jalan TuhanMu dengan hikmah (hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar, yang dapat membedakan yang hak dan yang batil) dan pelajaran yang baik dan bantulah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya TuhanMu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."

Lalu, apa langkah yang bisa kita lakukan, dan bagaimana terapi untuk mengembalikan hati yang sudah terlanjur karam di lumpur nista?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun