Angka yang tertera tentunya memiliki nilai yang lumayan besar mengingat partisipasi angkatan kerja menggambarkan tingkat partisipasi warga negara usia produktif dalam meningkatkan ekonomi negara Indonesia.Â
Hal ini berarti, ekonomi negara Indonesia belum bisa mencapai pertumbuhan yang besar untuk mencapai Indonesia maju atau sekedar merealisasikan Sustainable Development Goals ke-8. Masalah partisipasi angkatan kerja ini dapat sebabkan dari berbagai faktor seperti tingkat pengangguran, pendidikan, kesehatan, dan faktor sosial-ekonomi lainnya.
Lantas, apa penyebab tingkat pengangguran di Indonesia ini belum kunjung membaik? Masalah pengangguran dapat terjadi salah satunya adalah karena ketersediaan tenaga kerja yang melebihi banyaknya lapangan pekerjaan.
Lapangan Pekerjaan Di Indonesia
Lapangan pekerjaan adalah usaha/pekerjaan yang dibangun oleh seseorang sebagai untuk meningkatkan taraf ekonomi. Lapangan pekerjaan dibagi menjadi sektor formal dan juga informal.Â
Dalam sektor formal, lapangan pekerjaan dikatakan sebagai sektor umum di mana perusahaan lapangan pekerjaan merekrut masyarakat secara umum dengan adanya ikatan atau kontrak selama bekerja. Sedangkan dalam sektor informal, lapangan pekerjaan dapat dikatakan sebagai tempat bekerja masyarakat tanpa adanya kontrak yang lama atau bersifat bebas terhadap pekerja.
Dalam konteks ketersediaan lapangan pekerjaan di Indonesia, tentunya lapangan pekerjaan formal diharapakan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi karena status pekerjaan dalam lapangan pekerjaan formal terbilang tetap secara kontrak kerja. Jumlah lapangan pekerjaan formal dapat menggambarkan seberapa banyak perusahaan di Indonesia menyerap tenaga kerja.Â
Sayangnya, dalam 5 tahun terakhir, proporsi penduduk yang bekerja dalam kegiatan kegiatan formal masih kalah dibandingkan kegiatan informal. Walaupun nilainya semakin meningkat tiap tahunnya, namun peningkatan ini dinilai sangat kecil karena dibandingkan nilai pekerjaan informal atau bahasa kasarnya pekerjaan serabutan.Â
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa penduduk usia kerja Indonesia cenderung lebih banyak memiliki gaji yang tidak tetap dilihat dari perbandingan sektor formal dan informal lapangan pekerjaan. Hal ini juga menggambarkan bahwa ketersediaan lapangan pekerjaan yang riil, masih perlu dibenahi mengingat pendapatan tetap dibutuhkan agar masyarakat tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan tiap saat.
Selain karena ketersediaan lapangan pekerjaan, tingkat pengangguran di Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor kuantitas dan kualitas lulusan atau calon pekerja. Tingkat pendidikan sering kali menjadi penanda kualitas dan produktivitas tenaga kerja, di mana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin terjamin mutu pekerjaan dan gajinya.Â
Sayangnya, lapangan kerja di Indonesia masih didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar ke bawah, dengan sekitar 50 juta atau 36,82% tenaga kerja berasal dari kelompok ini. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan jumlah tenaga kerja yang berasal dari lulusan universitas dan diploma yang, jika digabungkan, hanya mencapai 17,85 juta atau 12,76%.