Mohon tunggu...
Abul Muamar
Abul Muamar Mohon Tunggu... Editor - Editor dan penulis serabutan.

Editor dan penulis serabutan. Suka menyimak gerak-gerik hewan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kubang

7 September 2017   23:20 Diperbarui: 7 September 2017   23:30 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

waktu terlepas dari batang leher

Rupanya kubang itu adalah pusara

sepetak tanah

tempat segala yang ada

tersingkap

Tapi bagaimana akan tenang dia

bila bagian tubuh lain

tak ikut ditanam

Pula apa jaminan

jiwa tak akan bergentayang

bila di kemudian hari

tiada yang datang

menziarahi

(Sleman, 7/9/2017; membaca ulang Iwan Simatupang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun