Di Candi Prambanan, Klaten, misalnya, hampir setiap pengunjung, terutama lokal, lebih sibuk menyiapkan dua-tiga gawai plus kamera bertongkat, ketimbang buku catatan untuk mencatat informasi-informasi yang bisa menambah wawasan dan pengetahuan mereka.
Begitu juga di Danau Toba. Bukannya duduk berpekur menatap lukisan alam yang begitu indah, orang-orang malah berjingkrak-jingkrak seakan mau terbang melompati bukit di seberang danau.
Tentu saja tak ada yang salah dengan "gaya" berwisata seperti itu. Bagaimanapun, itu tetaplah sesuatu yang menggembirakan dan bisa menyingkirkan penat. Hanya saja, sesekali kita perlu sadar, bahwa di balik lelaku yang telah membudaya seperti itu, kita semakin jauh dari kenyataan dan pengkhayatan yang semestinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H