Kemungkinan krisis kredit dapat memperlambat ekonomi lebih dari yang diperkirakan dan berharap The Fed lebih menahan akhir-akhir ini.
Kenaikan suku bunga yang kesepuluh The Fed dalam dalam kurun waktu kurang dari satu tahun di negeri Paman Sam tersebut tak diragukan lagi bakal berdampak terhadap perbankan nasional.Â
Bank akan semakin rentan karena kenaikan suku bunga The Fed dapat memicu kenaikan suku bunga di Indonesia dan mengubah kondisi perbankan nasional.
Dampak Terhadap Perbankan Nasional
Sebagian besar perbankan nasional memiliki ketergantungan pada dana pihak ketiga serta pinjaman dari bank lain tak terkecuali pasar modal. Kenaikan suku bunga The Fed dapat menyebabkan suku bunga pinjaman meningkat, sehingga menambah biaya pinjaman bank.
Ketika suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat meningkat, suku bunga bank lain seperti Euribor (Euro Interbank Offered Rate) dan Libor (London Interbank Offered Rate) juga cenderung naik.Â
Hal ini akan mempengaruhi kebijakan moneter bank sentral Indonesia. Tentunya Bank Indonesia (BI) akan melakukan penyesuaian dalam waktu dekat dengan menaikkan suku bunga acuan demi menjaga stabilitas nilai tukar dan mengendalikan inflasi dengan menaikkan BI7DRR (BI 7 Days Repo Rate).
Dampak lain kenaikan suku bunga The Fed bagi perbankan nasional adalah terkait pengelolaan likuiditas. Kenaikan suku bunga dapat menekan tingkat likuiditas perbankan nasional karena jumlah permintaan kredit akan mengalami penurunan.
Sementara di sisi lain Dana Pihak Ketiga meningkat. Kabar ini menjadi kurang nyaman bagi perbankan karena akan berdampak pada kegiatan operasional bank secara keseluruhan.
Kenaikan suku bunga dalam waktu yang singkat dan besar dapat memicu perubahan signifikan di seluruh pasar keuangan. Dengan demikian, dalam jangka panjang, kenaikan suku bunga akan terus memberikan tekanan pada kinerja keuangan perbankan nasional.