Indonesia dibangun melalui peradaban yang sangat panjang dari jaman kerajaan hingga jaman modern bahkan sampai saat ini yang muncul dengan sebutan jaman generasi Millenial. Generasi era Millenial saat ini, banyak diperbincangkan dalam berbagai tatanan elemen masyarakat.Â
Ketika pertama kali mendengar phrase "Generasi Millenial", hal pertama yang muncul adalah para anak muda yang memiliki semangat dan kreativitas lebih dalam menjalani kehidupan jika dibandingkan dengan generasi-generasi pendahulunya.Â
Hal inilah yang terlihat dari perkembangan Generasi Millenial yang perlu beradaptasi dengan sejarah, menunjukkan bahwa primordialisme dan tradisionalisme dapat memperkuat entitas nasionalisme yang mengikuti perkembangan arus globalisasi yang ada.Â
Indonesia yang tidak pernah luput dari perkembangan zaman yang berlandaskan sejarah maka akan dapat dengan mudah melihat serta memahami perkembangan Indonesia secara sederhana.
Benar saja, menurut para ahli Sosial dan Demografi, generasi yang juga populer dengan sebutan Gen-Y (para anak muda yang lahir pada kisaran 1981-1997) ini, disebut-sebut memiliki rasa kuriositas yang tinggi, dibekali sisi kritis yang lebih tajam, mempunyai minat yang tinggi untuk berkolaborasi dalam grup dan tentu lebih menguasai teknologi dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya, seperti Baby Boomer (lahir tahun 1946-1964) dan Generasi X (lahir tahun 1965-1980).Â
Tentu, dengan karakteristik-karakteristik yang seperti dijelaskan diatas, keberadaan generasi Millenial dalam menyambut tahun politik ini bisa diibaratkan sebagai dua sisi mata uang. Disatu sisi, eksistensi mereka bisa menjadi sangat berharga untuk membuat kondisi perpolitikan di tanah air menjadi lebih kondusif.Â
Adanya perubahan kebijakan politik di tahun mendatang pasti akan berdampak pada perubahan pandangan masyarakat terfokus kaum millennial di Indonesia. Mungkin adanya generasi millennial yang menjadikan beberapa kebijakan dalam pemilihan umum diperbaharui.
Pemilu Legislatif di 2019 tentunya munculnya kaum Millenial terdapat pro dan kontra dengan tampilnya tokoh muda dalam Pemilihan calon anggota legislatif baik DPRD Tk. II, Tk. I, DPR RI maupun DPD RI. Dahulu generasi millennial dapat dilihat sebagai generasi yang apatis dan tidak peduli dengan adanya berita politik.Â
Tetapi dengan adanya tren politik millennial dapat menjadikan generasi ini peduli atas kesadaran politik untuk mengembangkan ekonomi di negaranya. Hal ini terlihat dalam kurun waktu belakangan intensitas pemunculan figur-figur muda yang berani menawarkan solusi masa depan bangsa di ranah publik semakin tinggi.Â
Melihat data yang masuk ke KPU/KPUD di kabupaten kota, banyak anak muda yang bermunculan untuk menawarkan gebrakan atau penyaluran aspirasi melalui jalur legislatif. Keberanian kaum muda untuk unjuk diri di tengah masih dominannya peran tokoh-tokoh senior di kancah politik nasional patut kita beri apresiasi positif.Â
Kelompok muda yang mewakili generasi Millenial yang penuh dinamika diharapkan membawa gairah dan terobosan baru yang mampu membawa perjalanan bangsa ini menuju pintu keberhasilan, mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain. Kemunculan orang-orang muda dalam kancah politik adalah sebuah keniscayaan, tak mungkin terelakkan.Â
Zaman terus bergerak, kaum muda tak lagi hidup dalam suatu isolemen. Iklim politik khususnya di daerah yang melalaikan hak-hak kaum muda daerah untuk berpartisipasi dalam pilkada harus segera dibenahi. Kesadaran politisi muda untuk menuntut peran mereka dalam proses penyelenggaraan pemerintahan daerah semestinya direspons dengan sebaik-baiknya.
Kita patut bersyukur dengan makin bertambahnya orang-orang muda yang berani mencalonkan diri sebagai anggota DPR/DPRD serta anggota DPD. Deretan orang muda yang sukses terpilih menjadi pemimpin pun akan semakin banyak. Ini berarti kehidupan demokrasi semakin matang khususnya di era generasi Millenial yang tentunya tidak luput dari support dan diskusi pengalaman dengan yang sudah berpengalaman dan senior.Â
Kepemimpinan kaum muda harus dikembangkan melalui proses-proses penempaan diri dengan dukungan berbagai pihak. Yang mana akan memberikan sumbangsih kaum muda untuk terus berkarya dalam membangun bangsa.Â
Oleh karena itu, siapapun berpandangan (tidak hanya kalangan intelektual, akademisi, tetapi juga profesional) diperlukan suatu upaya yang berkesinambungan untuk mempersiapkan pemuda sebagai generasi-generasi penerus yang cakap dan mumpuni serta selalu bertuturkata, bertingkahlaku dan bertindak hendaknya sesuai dan mencerminkan Pancasila sebagai dasar pedoman bermasyarakat yang baik dalam sebuah Negara demi mewujudkan suatu tatanan kehidupan kebangsaan yang sejahtera dan berkeadilan sesuai dengan tujuan nasional yang termaktub dalam Pancasila dan UUD 1945.
Gelora akan keberadaan kaum muda dalam dunia perpolitikan khususnya legislatif memang akan menemui babak baru dalam sejarah Indonesia dengan banyaknya caleg Millenial yang haus akan menyuarakan ideologi dan perubahan yang lebih baik yang tentunya tak terlepas dari peran senior yang sudah berpengalaman.Â
Kolaborasi yang baik akan memunculkan inovasi dan tentunya perannya akan memberikan dampak yang signifikan dalam menentukan arah perubahan kebijakan. Dengan semangat yang begitu besar sudah selayaknya bangsa yang besar mampu menghargai dan membangun integritasnya dengan melibatkan kaum muda dalam mewujudkan kepemimpinan jaman now Generasi Millenial Indonesia di masa yang akan datang.Â
Semangat berkompetisi dengan baik dan fair tanpa menjatuhkan, tanpa melukai. Politik Damai Gembira adalah kunci keberhasilan pemilihan umum di era Millenial 4.0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H