Mohon tunggu...
Yusbhi Sayputra
Yusbhi Sayputra Mohon Tunggu... wiraswasta, pengajar -

Creative Thinker

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penampilan Luar "Gue Beda" dengan Kayu Putih Aroma

21 November 2017   02:21 Diperbarui: 21 November 2017   05:53 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Lalu, apa yang membuatku masih nyaman berpakaian kasual seperti itu adalah aku bisa mendapatkan perlakuan yang jauh lebih apa adanya dari orang-orang. Ya, stigma masyarakat yang masih menilai seseorang dari penampilan luar membuatku sedikit-banyak tahu siapa saja yang betulan mempunyai empati dan siapa saja yang hanya memiliki sikap "berpura-pura". 

Perkara kemudahan yang aku gambarkan ketika aku mengenakan pakaian CV bak pakaian PNS, terkadang tidak pernah aku nikmati ketika aku sedang mengenakan pakaian apa adanya. Perkara keramahan orang lain ketika aku sedang mengenakan pakaian CV bak pakaian PNS, terkadang tidak pernah terjadi ketika aku mengenakan pakaian ala kadarnya. Dan perkara tatapan hangat orang lain ketika aku sedang mengenakan pakaian CV bak pakaian PNS, terkadang tidak pernah aku temui ketika aku mengenakan pakaian begini adanya.

Em... apakah sebegitu pentingnya pakaian atau penampilan luar?

Tapi, aku beruntung. Aku tidak begitu kesulitan memeriksa sikap "berpura-pura" seseorang ketika sedang terlibat hubungan denganku. Lebih beruntung lagi, aku mendapat sikap yang apa adanya dan jujur dari orang-orang tersebut ketika aku mengenakan pakaian kasual.

Misalnya beberapa hari yang lalu, aku sedang pergi berlibur ke Bandung bersama teman-teman. Sekitar pukul sebelasan malam, aku keluar mencari angin. Kebetulan penginapan yang aku tumpangi letaknya tidak begitu jauh dari warung kopi pinggir jalan. Sial bagiku, aku lupa membawa jeanspanjang. Jadilah aku menantang dinginnya Bandung malam itu dengan mengenakan kaus dibalut jaket plus jeanspendek kesayangan.

"Kang, kopi itemnya satu, ya," kataku kepada si penjaga warung kopi. "Oh ya, Kang. Sekalian KayuPutihAroma, ya."

Tak berapa lama, kopi sudah tersaji. Dan aku memilih duduk di bangku panjang di depan warung sambil memerhatikan kendaraan yang lalu-lalang. Tak lupa juga mengoleskan dadaku dengan KayuPutihAroma. Lumayan. Supaya ada hangat-hangatnya.

"Bukan orang sini ya, A?" tanya si penjaga warung sambil menyalakan sebatang rokok.

Aku menoleh, mengangguk. "Iya, Kang. Saya dari Cirebon. Ke sini sama teman-teman saya. Liburan."

Giliran laki-laki itu yang mengangguk. Ada kali lima kali anggukan.

"Kalau liburan mahjangan di sini atuh,A. Teurame. Lembang atau Dago, gitu. Kan tempatnya lebih bagus."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun