Pekan lalu, SBY menerima kunjungan beberapa tokoh nasional yang berkunjung ke National Unoversity of Singapore. Kepadanya kembali dititipkan keinginan untuk mempersatukan kembali rakyat pasca perbedaan pilihan politik. Jelas politik adalah sebuah cara untuk satu tujuan besar yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.
Seharusnya para tokoh seperti Kivlan Zein, Eggy Sudjana dan bahkan AM Hendropriyono atau Rizieq Shihab sekalipun berbimbingan tangan menciptakan kedamaian. Kini SBY berjalan dalam sunyi menyuarakan rekonsiliasi nasional agar dimasa datang kita tidak lagi terjebak dalam ego masing-masing yang akan menyengsarakan masa depan rakyat.
SBY juga menyuarakan agar rekonsiliasi dilakukan secara menyeluruh. Namun rekonsiliasi itu haruslah berlandaskan pada kebenaran dan sesuai dengan aturan serta kaidah hukum. Rekonsiliasi yang ditawarkan SBY bukanlah rekonsiliasi pihak yang kalah menerima begitu saja kekalahan dan pihak yang menang kemudian merayakan kemenangannya.
Ia meliputi tiga hal utama yaitu sikap kompromi kedua belah pihak dengan mengedepankan keselamatan bangsa diatas semua kepentingan kedua calon dan pendukungnya, kedua, mencari solusi yang sama sama menguntungkan dan yang terakhir adalah rekonsiliasi yang saling menghormati proses pemilu dengan azas saling membuka diri dan menahan diri dari sikap ingin menang sendiri.
Jadi, jangan biarkan SBY berjalan dan berjuang sendiri. Ia seorang Presiden yang pernah memenangkan Pilpres langsung pertama kali dan tanpa konflik. SBY adalah saksi dan pelaku sukses Pilpres yang bak kata pepatah, "Usai pertandingan, saatnya bersalaman". Dimasanya, pasca terpilih di tahun 2004 silam, selama lima tahun tidak pernah ada kubu kubuan di masyarakat. Bahkan kosa kata Cebong dan Kampret tidak sekalipun kita dengar dalam keseharian dan media meski kosa kata itu sudah sangat lama ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indoneia.
Jadi, jangan biarkan SBY berjalan dalam sunyi rekonsiliasi. Sungguh kita malu masih saja sibuk memperparah polarisasi.
Salam Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H