Begitulah dirimu selalu bertanya.Â
Saat matamu merunduk sayu terbebani senyum layu.
Bunga yang diharap mekar wangi saat kaki melangkah masuk.
Tak pernah kau dapati meskipun sehari.
Hanya serapah, sumpah emosi.
Adakah rumah?
Meski ragamu terbaring dalam di atas sofa.
Meski tempatmu berteduh bagai istana.
Dan mobil mewah engkau punya.
Adakah rumah?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!