Mohon tunggu...
Isroi Isroi
Isroi Isroi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berbagi Tak Pernah Rugi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Bangga dengan Bapakku

24 September 2013   06:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:29 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kemudian bapak pindah rumah ke kakak perempuannya, Mbok De Karto, di Kerten Solo. Di sini Bapak memberanikan diri untuk berjualan mi keliling sendiri. Dengan uang celengan yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, Bapak membuat angkringan sendiri, beli perlengkapan sendiri, dan belanja sendiri. Bapak mulai berjualan keliling kampung Kerten, Purwosari, dan Manahan.

Kehidupan Bapak masih belum banyak berubah. Kehidupan keras sepanjang malam dijalaninya dari kampung ke kampung. Kemudian Bapak mencoba keberuntungan di kota lain. Bapak pindah berjualan mi ke kota Sragen. Di kota ini Bapak berjualan tidak lama, hanya beberapa bulan saja.

Bapak merantau lagi ke tempat yang lebih jauh dengan membawa angkringannya dan tas koper kecil tempat pakaian. Bapak pergi mengadu nasip ke Muntilan, Magelang. Tidak ada sanak saudara di kota kecil ini. Ketika malam tiba, Bapak keliling berjualan mi di sepanjang pertokoan Muntilan.

Banyak orang-orang Cina pemilik toko yang menjadi pelanggannya. Ada seorang pelanggan yang memberikan 'resep rahasia' untuk membuat masakan mi dan nasi goreng menjadi lebih enak. Awalnya Bapak tidak terlalu tertarik mencobanya. Namun, karena penasaran bapak mencoba 'bumbu resep' itu. Ternyata tambahan bumbu itu membuat masakan Mi-nya menjadi lebih enak.

Muntilan hanyalah kota kecil. Meskipun masakannya lebih enak, tetapi penjualannya tidak banyak meningkat. Akhirnya, dengan sisa uang yang ada bapak pergi ke kota Magelang yang lebih ramai.

Masih segar dalam ingatan saya, ketika bapak menceritakan kisahnya sampai di kota Magelang. Bapak turun dari angkot di jalan tentara pelajar sekarang. Tepatnya di dekat Bank BRI. Dulu jalan ini adalah jalan utama Jogja-Semarang. Sisa uang di sakunya tinggal 50 perak. Tidak cukup untuk modal berjualan.

Kemudian Bapak pergi ke pasar dan mencari bahan-bahan dagangan dengan cara hutang. Bayarnya besok hari setelah mendapat uang. Ada beberapa pedagang pasar yang mau memberinya hutang bahan. Dengan modal belanjaan hutang itulah Bapak berjualan mi pertama kali di kota Magelang. Tas koper kecilnya diselipkan di bawah angkringan, dan kadang-kadang dijadikan alas duduk. Malam itu Bapak tidur di emperan toko, karena belum punya tempat tinggal.

Beberapa hari kemudian Bapak punya sedikit uang tambahan. Kemudian Bapak mencari tempat untuk di sewa. Bapak mendapat tempat kecil, 'slompetan' bekas kandang ayam di rumahnya Mbah Ali Jambon. Di ruang sempit ini pertama kali Bapak tinggal.

Setiap malam Bapak memikul angkringan berjualan mi dan nasi goreng dari kampung ke kampung. Berjalan menyusuri pertokoan pecinan Magelang. Seiring berjalannya waktu pelanggannya semakin banyak. Bapak membuat tempat berjualan yang lebih baik: gerobak. Kalau sebelumnya dipikul sekarang didorong.

Pada saat inilah Bapak bertemu Emak dengan bantuan Mbah Sastro. Akhirnya Bapak dan Emak menikah. Bapak tetap berjualan mi keliling. Lama kelamaan Bapak mulai menetap jualannya seiring dengan bertambahnya pelanggan. Bapak mendapat tempat berjualan yang tetap di depan hotel Pringgading.

Kalau pagi tempat itu digunakan untuk berjualan soto ayam Pak Sarju. Kalau malam Bapak yang berjualan di tempat itu. Bapak masih memakai gerobak dorong dan tidak ada naungannya. Kalau malam sudah agak larut, ada juga penjual sate madura keliling yang berhenti di situ. Saya masih ingat sekali kalau pergi ke warung kadang-kadang dibelikan sate oleh Bapak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun