Mohon tunggu...
Abimanyu Rahmadani Prasetiyo
Abimanyu Rahmadani Prasetiyo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

"Menyindir itu boleh yang tidak boleh adalah membicarakan orang dari belakang" Sarkas itu menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tingkah Laku dan Gaya Bahasa Sindiran

3 Februari 2023   21:00 Diperbarui: 3 Februari 2023   21:05 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan KBBI sindir berarti celaan; ejekan; mengata-ngatai seseorang, tetapi perkataan itu ditunjukan orang lain. Sindiran memiliki makna perkataan (gambar dan sebagainya) yang bermaksud menyindir orang; celaan (ejekan dan sebagainya) yang tidak langsung. Sedangkan menyindir adalah mengkritik (mencela, mengejek, dan sebagainya) seseorang secara tidak langsung atau tidak terus terang.

Sindiran merupakan salah satu bentuk ujaran secara halus maupun kasar berupa ejekan, cemoohan, celaan, penghinaan, ataupun kritikan yang diajukan seseorang untuk mengekspresikan rasa ketidaksukaan dengan menggunakan kata-kata yang dapat menyinggung perasaan perorangan serta kelompok bahkan suatu instansi atau lembaga.

Segala bentuk tingkah laku berupa perasaan ketidaksukaan karena tindakan yang kurang menyenangkan dimana akibatnya terjadi suatu perselisihan dan pada akhirnya melahirkan gaya bahasa yang menyayat mungkin juga menyudutkan baik secara langsung maupun tidak langsung bisa disebut dengan menyindir. Perasaan tersebut timbul kerena beberapa faktor sehingga terjadinya pemicu terlontanya sebuah sindiran seperti rasa penghianatan, kemunafikan, ketidakjujuran, kecemburuan, kebencian, kedengkian, ketidakadilan, dan sebagainya.

Menurut Suprobo (2015) mengatakan bahwa sindiran selain digunakan untuk mengejek lawan tuturnya tetapi sindiran juga memiliki tujuan lain selain mengejek yaitu untuk memprotes, untuk mengungkapkan ketidakpercayaan, mengekspresikan berbagai emosi seperti marah, sedih, keluhan, dan lain sebagainya.

Menyindir secara langsung berarti berujar sesuatu secara tepat dimana isi perkataan yang tajam serta tidak bertele-tele untuk mengungkapkan rasa kekesalan tanpa adanya suatu perantara serta tertuju langsung sehingga orang yang dimaksud merasa tersindir. Sedangkan, Menyindir secara tidak langsung dapat diartikan berujar sesuatu dengan bahasa yang tajam lazimnya dengan suatu perumpamaan atau kiasan bermaksud untuk mengambarkan tingkah laku orang yang disindir. Menyindir secara tidak langsung umumnya menggunakan suatu perantara seperti media sosial maupun media cetak.

Didalam suatu koloni atau masyarakat untuk saling berinteraksi satu sama lain maka dibutuhkanya alat komunikasi berupa bahasa. Bahasa tercipta untuk menyampaikan perasaan atau mengekspresikan pikiran melalui ucapan. Selain itu, penggunaan bahasa untuk mendapatkan kesan tertentu sebagai salah satu cara memikat atensi disebut dengan gaya bahasa. Dari banyaknya ragam gaya bahasa yang ada salah satunya adalah gaya bahasa sindiran. Gaya bahasa sindiran terbagi menjadi lima, yaitu;

  • Gaya bahasa ironi 

 Ciri dari gaya bahasa ironi adalah penggunaan kata yang halus dimana isinya adalah ejekan mengandung arti kebalikan dari yang dimaksud.

  • Gaya bahasa sinisme

Ciri dari gaya bahasa sinisme adalah penggunaan kata yang kasar diungkapkan secara terang-terangan dimana isinya adalah sebuah kritikan.

  • Gaya bahasa sarkasme

Ciri dari gaya bahasa sarkasme adalah penggunaan kata yang paling kasar dan keras sehinga sangat menyakitkan hati bagi yang tersindir dimana isinya adalah penghinaan.

  • Gaya bahasa satire

Ciri dari gaya bahasa satire adalah menyatakan suatu gagasan dan penolakan kepada seseorang tentang suatu keadaan dengan cara yang halus biasanya dibalut dengan komedi.

  • Gaya bahasa innuendo

Ciri dari gaya bahasa innuendo adalah menyindir dengan mengecilkan suatu fakta yang sebenarnya suatu hal yang lebih besar.

Dari lima gaya bahasa sindiran yang ada memiliki suatu ciri khas masing-masing. Secara garis besar gaya bahasa sindiran berisikan suatu kritikan. Dari kritikan yang terlontarkan tidak sepenuhnya mengandung kata-kata yang negatif sehingga membuat seseorang terpuruk lebih dalam, namun ada kalanya suatu sindiran berupa kritikan tersebut menjadikan sebuah tamparan sehingga melahirkan karakter yang lebih baik karena mampu untuk introspeksi atau membenahi diri.

Perilaku menyindir tidak dapat dihilangkan dalam suatu koloni atau masyarakat karena telah melekat pada kehidupan sehari-hari. Maka dari pada itu, tingkah laku dan gaya bahasa sindiran saling berkaitan satu sama lain. Sebuah kebiasaan untuk saling berinteraksi sehinga timbulah sebuah perasaan ketidaksukaan karena sesuatu perilaku bisa didefinisikan sebagai tingkah laku, dari tingkah laku tersebut dapat terdorong terujarnya suatu kata yang dapat menyinggung perasaan dapat didefinisikan sebagai gaya bahasa. Jika keduanya disatukan maka akan membentuk sebuah perangai yang dikenal dengan sindiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun