Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tarmizin T Wagola Akhirnya Terpilih sebagai Ketua FMM Ciputat

9 Desember 2019   10:54 Diperbarui: 9 Desember 2019   12:26 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri; Foto Tarmizin Wagola

Hasil Musyawarah Besar (Mubes) Forum Mahasiswa Maluku-Maluku Utara (FMM) Ciputat, akhirnya suara forum mentapkan Tarmizin Tahir Wagola sebagai ketua umum terpilih periode 2019-2020.

Terpilihnya Tarmizin ini diharapkan dapat menjadi nahkodah yang mampu mengakomodir akal sehat FMM sebagai organisasi primodial yang bergerak pada pengembangan potensial kader dan memperkuat nilai kebersamaan.

Mubes FMM sendiri diadakan di Villa Pemuda Depok, selama tiga hari dari 06-08 Desember 2019. Pada pleno pertama, dibahas sidang Tata Tertib. Kemudian dilanjutkan pada sidang AD/ART pada pleno kedua. Dan pleno ketiga, adalah sidang tata syarat pencalonan ketua.

Sebelumnya FMM dikoordinatori oleh penanggun jawab sementara (PJS) yakni, saudara Anwar Hoja, mahasiswa aktif UIN Jakarta yang juga berasal dari provinsi Maluku.

Senyata, Tarmizin Wagola merupakan mahasiswa asal Provinsi Maluku, aktif di Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ) dengan mengambil konsentrasi Ilmu Hukum.

Pengalaman yang ia mumpuni baik intra kampus maupun ekstra kampus tidak perlu diragukan. Sehingga dengan adanya kepercayaan yang diberikan kepadanya dapat ia rangkul dan kemudian direalisasikan secara baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengannya, Tarmizin mengungkapkan bahwa jikalau seandainya ia dilantik secara legalitas karena terpilih melalui forum hal pertama yang ia lakukan adalah bagaimana dapat merangkul seluruh mahasiswa Maluku dan Maluku Utara yang ada di Ciputat.

Maluku dan Maluku Utara, kata Mizin sapaan akrabnya, faktanya memiliki organisasi primodial sendiri-sendiri yang mana masih memiliki ego masing-masing.

"Mereka lebih berhimpun pada tingkat primodial Kabupaten dan bukan Provinsi. Itu kecil sekali," ucap Mizin.

Pada tiga bulan pertama, lanjut mahasiswa aktif UMJ itu, ia akan fokus pada bagaimana caranya agar dapat menghimpun mahasiswa Maluku-Maluku Utara yang ada di Ciputat.  Kenapa tiga bulan dan bukan satu bulan, karena menghimpun satu pemikiran itu butuh proses.

" Ketika saya menghimpun mereka bukan saja dengan narasi ajakan tapi dengan gagasan-gagasan yang akan saya tawarkan," tuturnya.

Pada narasi berikutnya Mizin mengatakan kalau diskusi, literasi, dan aksi adalah titik fokus yang akan ia tawarkan. Kenapa, karena selama ini kita hanya terfokus pada diskusinya, literasinya kita sampingkan apalagi aksinya.

"Bukan berarti aksi berbentuk anarkis ya, tapi pengalaman-pengalaman rasisme kemarin ketika suara kita tidak didengarkan maka aksi adalah jalan keluarnya," beber Mizin.

Pada hasil Mubes kemarin yang dilalui dengan perdebatan sengit. Kualitas forum juga menawarkan kalau di bagian divisi FMM sendiri harus ada divisi hukum dan Hak Asasi Manusia.

" luar biasa perdebatannya. Itu sudah diputuskan kalau ada divisi Hukum dan HAM. Kami adakan itu untuk konsen pada isu-isu kemanusian dan mengkampanyekan anti rasialisme di Indonesia," tutup Mizin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun