Diputuskanlah bahwa lebih baik kita pesan grab saja. Harganya juga sepertinya lebih murah. Benar, harga grab jauh lebih murah dari pada mobil Taxi. Menggunakan mobil grab kami menuju Hotel Amaris yang kira-kira tidak jauh dari stasiun Tugu. Setiba di Hotel kami langsung chek-in.
Saya dan bang Indra sekamar berada dilantai 3 ruang 307. Hari semakin gelap meniadakan terang, saya memantau langit Jogja yang mengiayakan hal tersebut. Kami Tim Setara Tour Jogja berencana makan malam di luar pada jam 8 malam nanti. Jam 7 itu kami sudah harus ke lokasi yang telah di pilih. Suara adzan magrib telah terdengar diluar sana
"Bang, aku yang mandi duluan atau bang Indra aja? gumamku yang lagi berselimut putih. Sudah lama tidak merasakan kasur hotel lagi soalnya.
Lo duluan aja deh," kata bang Indra.
Saya kemudian menuju kamar mandi sambil membuka baju yang dan langsung memutar kerang air panas. Menyirami tubuh yang lelah dengan air panas terasa segar bagaikan sedang dipijit sang ibu.
Adoo, enak e rasany,"ucapku. Sehabis mandi, bang Indra kemudian melanjutkan kesempatanya untuk menikmati air panas yang telah tersedia melalui kerang sower.
Bila dulu saya di Ambon jika ingin mandi air panas harus dengan masakin ditungku api menggunakan kayu bakar dulu atau lebih enaknya berendam di air panas Hatuasa Desa Tulehu. Kini di Hotel semua terjamin, tinggal bayar, apa yang saya inginkan akan terjadi. Begitulah sistem pelayanan di Hotel. Semuanya serba modern dan siap saji. Entah dari makan, minum, tidur, dan mandi terpaket dalam transaksi.
Sudah jam 7 malam, saya dan bang Indra kemudian turun ke lobby. Rekan-rekan kami telah berkumpul sembari menunggu jemputan mobil yang telah dipesan melalui aplikasi grab. Kami berencana ingin makan malam di sebuah restoran. Jemputan kami telah tiba dan segera berangkat menuju lokasi tujuan.
Suasa malam di Jogja memang modern, sepingiran jalan dihiasi banguna caffe dan tokoh-tokoh. Ada bangunan jaman kolonial yang juga dipaketkan dengan grand design milenial. Kota Jogja memang tidak ada duanya, beragam kuliner menghiasi tiap sudut keramaian. Tradisional musik menghibur malam. Asyik berserih terbungkus sistematik pada bait rasa.
Lokasi tujuan makan malam kami adalah Caffe bernuansa Milenial, yakni: SILOL KOPI & Eatery Resto, live musik, dan rental Harley Davidson menghiasi tempat tersebut. Kebetulan saya, Bani, Ishan dan bang Indra satu mobil. Kami paling terakhir diantara rombongan yang lain.
Gran design tempat makan malam yang kami tuju sangat keren buanget. Kira-kira sekitaran milyaran rupiah untuk mengkonstruk sebuah bangunan itu. Ribuan lampu warna-warni menghiasi dinding caffe. Didepan pintu masuknya ada ada ukiran yang terbuat dari besi menegaskan bahwa kepala manusia sedang minum kopi. Tangan kanannya sedang menunjuk ke depan. Tak tahu apa maksud dari semua itu. Tapi yag jelas keren, keren, dan keren.