Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Belajar Manfaatkan Air Hujan dari Nenek

27 Agustus 2019   13:42 Diperbarui: 4 September 2019   15:21 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walapun sudah sangat tua (80) nenek masih mengkonsumsi  air dari sumur belakan rumah. Ia jarang membeli galong atau minuman botol, sesekali kalau sempat menampung air hujan ia mamfaatkan untuk kebutuhan hidupnya.

Hidup dalam dua musim ini, terang nenek, kita harus pandai memanajemen kebutuhan dasar kita, seperti air, pangan, dan udara sehat. Semuanya sangat penting untuk menunjang akses-akses kebutuhan dasar yang lain seperti pendidikan, pekerjaan, dan berkebudayaan.

Bila Sedang Hujan, Jangan Sia-siakan
Kali ini Kota Jakarta sangat rendah turunnya air hujan, tentu kewaspadaan terus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Tanah di sekitar pinggiran rumah nenek sudah terbelah. Banyak tanaman mulai mengering di rumah tetangga sebelahan nenek.

Sayangnya, tampungan air hujan dirumah nenek tersimpang cukup banyak. Di belakang dapurnya ada tampungan air yang terbuat dari papan berbentuk persegi empat yang dilapisi terpal biru besar. Ada juga tersedia dalam tong oranye 5000 liter dan puluhan cergen.

Prospek kedepan selalu nenek pikirkan, insting kebutuhan air sangat terdata rapih dalam perencanannya. Ia sangat tahu betapa sulitnya kehidupan bila tak ada air. Sehingga berkorban banyak untuk kebutuhan dasarnya tak ia hiraukan pengeluaran nominalnya.

Di depan halaman rumah yang terlibang cukup luas, beragam bunga dan pohon cabe panjang keriting terlihat mekar bahagia. Air yang ditampungya dipergunakan untuk merawat beragam tanama itu. Sementara dibelakang dapurnya ia tanami pohon mangga, rambutan dan jeruk.

Saat senja akan meninggalkan eksitensi warnanya, aku dan nenek sedang duduk didepan beranda rumah sambil menatap bunga-bunga yang sudah tak telihat daun hijaunya. Cahaya gelap kini menutupinya.

Nenek kemudian berkata kepadaku, untuk saja ya cucuku, nenek sudah menyimpang banyak air. Kalau tidak bunga-bunga yang sedang kita tatap ini akan terlihat layu dan bersedih.

"Iya nek," jawabku.

"Kalau suatu saat kamu sudah berkeluarga, ingat kata nenek, Prioritaskan kebutuhan dasar keluargamu dan kebutuhan rumah itu sangat penting. Kamu harus menyiapkan rencana cepat tanggap sebelum bencana menghampirimu."

Ucapan yang disampaikan nenek kepadaku tentu mengarah pada bagaimana kita memamfaatkan air dengan baik. "Air dan tumbuhan adalah anugerah Tuhan yang tidak boleh kita sia-siakan," kataku dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun