Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kata Mereka, Kitorang Monyet dan Babi

19 Agustus 2019   02:07 Diperbarui: 19 Agustus 2019   02:16 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ig malikdiajin

Disatu ruang gelap yang tidak bercahaya lampu dan rembulan, Miko dan Yesmon sedang asyik mengutak atik hape milik mereka yang belum terlaknat penderitaan loubet atau padam.

Beberapa menit kemudian pesan grup Whats-upp masuk tanpa permisi di hape milik Miko. Tertera dalam pesan tersebut memberitakan terkait pengepungan Asrama Kamasan Mahasiswa Papua di Surabaya.

Ehh kaka Yes, sapa Miko.

Bagaimana itu ade? sahut Yesmon yang sedang nonton youtube live streaming laga Persipura Vs PSM Makasar dilayar hapenya.

Teman-teman mahasiswa Papua di Surabaya dorang punya asrama dikepung warga dan ormas ini, ada aparat juga," jelas Miko.

Ah, ko tipu sekali e Miko," jawab Yesmon sambil matanya menatap layar hape dengan serius.

Ah, sa tidak tipu kaka, betul ini. Tidak percaya, lihat ini e ada info grup beserta videonya kaka Yes," kata Miko bernada serius sambil menunjukan hapenya kepada kaka Yes.

Setelah keduanya membaca isi rilis yang berdalil diskriminatif dan represip itu. Kaka Yes meminta Miko agar mengunduh videonya.

Coba Miko, ko putar itu video. Apa isinya kah," pinta kaka Yes.

Sembari menunggu warna hijau berputar menandakan sedang dalam proses pengunduhan, terpampang jumlahan massa sedang berdiri memenuhi layar hape milik Miko.

Unduhan anda selesai," kata hape.

Kemudian diputarlah video itu. Miko kasih besar volume hape," ucap kaka Yes yang sudah tidak sabar.

Video tersebut ternyata merupakan sebuah nyayian yel-yel massa yang mengepung asrama Papua.

Liriknya begini; "Usir, usir, usir Papua, usir Papua sekarang juga.

Usir, usir, usir Papua, usir Papua sekarang juga".

Bukan saja nyanyian yel-yel, teriakan "babi dan monyet" pula diucapkan gerombolan massa yang sedang berkumpul di depan pagar asrama Papua.

Kesal dan emosi membahana dalam hati dan pikiran Miko dan Kaka Yes. Apa mau dikata, sebentar lagi Indonesia merayakan kemerdekaan ke 74. Kitorang masih dijajah bangsa sendiri.

Dorang panggil kitorang Babi dan Monyet. Ok Miko, mari buat gerakan," tanda kaka Yesmon.

Miko dan Yes lalu menjalin hubungan komunikasi dengan teman-teman sedaerahnya yang berada di lokasi asrama kepungan massa lewat via telpon malam itu juga.

Doly teman Miko saat itu berada dalam asrama, dihubunginlah dia oleh Miko. Untung saat itu hape Doly sedang aktif sehingga komunikasinya dapat dilakukan.

Ehh, ade bagaimana situasi disitu," tanya Miko.

Ado kaka ee, sa sudah lapar sekali ini. Baru mau keluar cari makan tidak bisa lagi. Massa terlalu banyak di depan pagar jadi. Sa tahan lapar dari siang sampe sekarang," terang Doly di telinga Miko.

Ahh, sa tanya ini bagaimana bisa seperti itu ade," tanya Miko lagi dengan luapan emosi diwajahnya.

Sa dan teman-teman juga tidak tahu menahu kaka, informasi yang beredar di ruang publik, kitorang diduga merusak bendera merah putih yang di depan pagar asrama. Padahal informasi itu tidak benar dan tidak ada sama sekali teman-teman disini yang melakukan itu," tutur Doly lagi.

Indonesia ini maunya apa e dari kitorang, emas dan tembaga dorang su bawa lari ke pulau Jawa sini. Minyak dan batubara sudah bikin dorang jadi kaya, tapi kitorang masih dijajah," ucap Miko dengan kekesalan membumbung tinggi.

Ohiyo sudah ade Doly, salam buat teman-teman situ. Nanti sa dan teman-teman di Jakarta sini mau galang aksi sollidaritas juga.

Komunikasi Miko dan Doly akhirnya berhenti. Cemas dan rasa prihatin mengucur seluruh tubuh mereka berdua.

Malam itu juga, Yesmon dan Miko memamfaatkan hapenya yang belum terkena serangan loubet. Kemudian digunakan untuk merangkul simpul organisasi mahasiswa.

Kebetulan juga, Miko dan kaka Yesmon merupakan mahasiswa aktif di salah satu Universitas Negeri yang ada di Jakarta Selatan.

Dibuatlah undangan konsolidasi, share disemua grup mahasiswa, teman-teman Papua yang di Jabodetabeka ajak merapat. Ini darurat dan sudah menghina orang Papua.

 "Monyet dan Babi Disuruh Mengibarkan Bendera Merah Putih, Orang Papua Dijajah Bangsa Sendiri. Kitorang Hanya Dapat Sirih dan Pinang".

kira-kira begitu tema dalam undangan konsolidasi yang disebar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun