Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tetewisi

14 Agustus 2019   15:31 Diperbarui: 14 Agustus 2019   19:33 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mama Hasna pernah menjelaskan apa itu Tetewisi kepada Syam di kamarnya. Apakah siswa/siswi yang lain pernah dijelaskan juga oleh mama mereka?," tanyanya dalam hati.

Saat menghampiri mama guru serayak ingin bertanya. Mama guru, Syam mau tanya do. Tanya apa itu?silahkan, mungkin mama guru bisa jawab Syam.

"Mama guru percaya tetewisi lai kah?," tanya Syam.

"Iyoto, dari dolo mama guru sangat percaya Tetewisi. Apa yang mama guru lakukan selalu meminta restu dan berkat dari Tetewisi. Dong itu katong punya leluhur," terang mama guru.

"Ohiyo, mama guru. Terimakasih ee," jawab Syam dengan senyum lebar. Tapi kenapa mama guru, lanjut tanya Syam, kalau beta main dibawah pohon beringin to, bapa selalu marah beta?

Hahaha, ketawa mama guru.

"Ose bapa memang dari dolo tukang bamarah. Mama guru dolo satu kelas deng ose bapa. Antua memang bagitu sudah".

Hahaha... mama guru ketawa lagi.

"Ose bapa Umar marah itu karena dia tako ose jatoh didalam goa itu. Kan ada goa dibawah pohon baringin itu to? makanya antua pake metode Tetewisi. Dari dolo mama guru dong juga seperti ose. Mama guru punya Bapa selalu larang barmain diluar rumah kalau sudah saat magrib, nanti tetewisi loko.

***

Di kampung Syam berasal, tengah maraknya konflik kekuasaan siapa yang akan menjadi raja untuk memimpin masyarakatnya. Konflik tersebut lahir dari satu marga yang ingin berebut tahta raja. Setiap hari Kamis, persidangan  sering dilakukan di Pengadilan Tinggi Negeri Ambon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun