Belakangan ini viral di media sosial terkait Aplikasi FaceApp. Sebuah aplikasi yang dapat menuakan raut wajah seseorang, ramai dikonsumsi publik. Eh, ternyata secara tidak sadar, unggah foto pakai FaceApp adalah bentuk ekspresi tanda gangguan jiwa seseorang.
Aplikasi Produk Rusia yang diluncurkan pada 2017 itupun dilahab mentah-mentah oleh pengguna medsos terutama mereka yang kategori generasi milenial, hingga generasi Z sekalipun. Berkembangnya teknologi bukan membuat manusia menjadi normal, malahan sebaliknya terlihat bombastis aneh dan kurangnya akal sehat.
Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang mencoba. Segala sesuatu yang baru harus dicoba tanpa berpikir panjang akan dampak dan resiko yang didapat. Oleh sebabnya menurut saya, ekspresi percobaan harus didasarkan pada pengamatan ilmiah, bukan asal ikut-ikutan hanya karena takut ketinggalan jaman.
Kembali lagi, Aplikasi FaceApp, seolah mempertunjukan rupah wajah manusia dikala tua nanti. Jadi, intinya bukan saja mereka sedang mengalami gangguan jiwa, akan tetapi secara fsikologis pun ikut terganggu.
Masalahnya adalah setiap manusia pasti mengalami penuaan, namun adanya aplikasi ini membuat setiap orang ingin cepat tua. Ukuran ketuaan mereka seperti apa? bisa dilihat lewat FaceApp aplikasi saja.
Menurut William Chopik, ahli psikologis dilansir dari Business Insider menganggap aplikasi FaceApp tersebut membuat seseorang lebih siap menghadapi masa tua. Di sisi lain, aplikasi ini juga bisa membuat seseorang secara tidak langsung ingin menyombongkan diri dengan penampilannya di masa tua.
Hal lain yang perlu diketahui ialah, seperti dilansir dari tirto.id, Ahli digital memperingatkan, ada bahaya tersembunyi mengancam pengguna saat memakai aplikasi 'wajah tua' yang lagi hits, FaceApp dalam tantangan Age Challenge.
"Anda memberi FaceApp lisensi abadi, tidak dapat dibatalkan, bebas royalti untuk menggunakan, mengadaptasi, menerbitkan, mendistribusikan konten dalam semua format media tatkala Anda memposting," kata James Whatley, ahli digital dari Inggris, sebagaimana dikutip dari NY Post, Kamis (18/9/2019).
Selain itu, sebagaimana diwartakan TechCrunch, FaceApp, tatkala pengguna menggunakannya dan menyetujui akses yang diminta, aplikasi ini dapat mengunggah konten secara background alias tanpa diketahui pengguna.
Lebih parahnya lagi, FaceApp dapat mengakses album foto bahkan tanpa persetujuan pengguna. Ini terutama terjadi pada aplikasi yang dipasang pada iPhone bersistem operasi versi 11.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H