Mohon tunggu...
Abi Hasantoso
Abi Hasantoso Mohon Tunggu... Akuntan - Jurnalis

Lahir di Jakarta pada 26 Februari 1967. Berkecimpung di dunia jurnalistik sebagai wartawan Majalah HAI pada 1988 - 1994. Selama bekerja di majalah remaja itu ia sempat meliput konser musik New Kids On The Block di Selandia Baru dan Australia serta Toto dan Kriss Kross di Jepang. Juga menjadi wartawan Indonesia pertama yang meliput NBA All Star Game di Minnesota, AS. Menjadi copywriter di tiga perusahaan periklanan dan menerbitkan buku Namaku Joshua, biografi penyanyi cilik Joshua Suherman, pada 1999. Kini, sembari tetap menulis lepas dan coba jadi blogger juga, Abi bekerja di sebuah perusahaan komunikasi pemasaran.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Rakyat Ukraina Memilih Seorang Komedian Sebagai Presiden?

10 April 2022   08:32 Diperbarui: 10 April 2022   08:47 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daria Kaleniuk, salah seorang pendiri dan direktur eksekutif Anti-Corruption Action Center Ukraina, baru saja melarikan diri dari Kyiv dan muncul pada konferensi pers 1 Maret 2022 di Warsawa, Polandia. Ia mengatakan, meskipun reformasi anti-korupsi Ukraina belum membawa oligarkinya ke pengadilan, kampanye transparansi akar rumput yang dimulai setengah dekade sebelumnya telah membuat Ukraina lebih transparan dan lebih sehat dari korupsi dan pengaruh oligarki.

"Inilah yang ditakuti oleh rezim otokratis Presiden Rusia Vladimir Putin," kata Kaleniuk.

"Jika gerakan anti-korupsi dan anti-oligarki bisa berhasil di Ukraina itu juga sangat mungkin akan berhasil di Rusia, negara dengan bahasa dan budaya yang nyaris sama," tulis Kaleniuk bersama rekannya, Olena Halushka, dalam sebuah artikel di Foreign Policy yang terbit pertengahan Desember 2021 berjudul "Why Ukraine's Fight Against Corruption Scares Russia".  

Setelah Revolution of Dignity memaksa presiden kleptokratis Viktor Yanukovych yang pro-Rusia melarikan diri dari Ukraina pada Februari 2014, gerakan anti-korupsi Ukraina melihat celah dan mendorong gerakan lebih keras.

Mereka menciptakan "arsitektur anti-korupsi" baru dengan mendigitalkan sebanyak mungkin informasi yang dikendalikan negara dan membukanya untuk publik. Basis data online dari real estate, kendaraan, tanah, dan daftar perusahaan sudah terdigitalisasi bersama dengan informasi pengadaan negara yang mengurangi pemborosan dan peluang korupsi.

Inisiatif lain gerakan mengharuskan pegawai negeri untuk menyerahkan deklarasi aset elektronik setiap tahun, melaporkan pendapatan dan aset mereka dan anggota keluarga mereka. Sejak 2016 sekitar satu juta pegawai negeri telah mengajukan deklarasi tahunan. Sistem digitalisasi ini memberi wartawan dan penyelidik lain alat yang ampuh untuk mengungkap pejabat korup.

Para reformis di pemerintahan, kelompok sipil, dan mitra internasional juga menciptakan database publik nasional pertama Ukraina tentang orang-orang yang terpapar politik, kerabat mereka, dan rekan dekat. Per Desember 2021, basis data PEP (Politically Exposed Person) telah berkembang menjadi 48.000 individu dan lebih dari 30.000 badan hukum terafiliasi.

"Lembaga keuangan Ukraina dan internasional, juga lembaga penegak hukum, menggunakan informasi ini untuk tindakan uji tuntas dan untuk menyelidiki transaksi mencurigakan," kata Kaleniuk dan Halushka dalam artikel mereka.

Lalu mengapa sebuah negara yang berjuang untuk membersihkan korupsi memilih aktor dan komedian berusia 41 tahun sebagai pemimpin?

Seperti dilaporkan Wall Street Journal, "Acara televisi 'Servant of the People' menangkap suasana negara Ukraina ketika program itu pertama kali ditayangkan pada tahun 2015. Zelenskyy berperan sebagai guru sekolah rendah hati yang terus terang mengoceh di video tentang korupsi sehari-hari yang harus dihadapi banyak orang Ukraina. Klip itu menjadi viral, meluncurkan karier politik yang akhirnya mendorongnya ke istana kepresidenan."

Setelah terpilih, tidak sebagaimana politisi pencitraan lainnya, Zelenskyy ngotot mensukseskan gerakan anti-korupsi dan anti-oligarki yang ia kampanyekan. Bila sebelumnya, pada 1990-an, pengadilan sering menjalankan perintah politik dan penyelidik atau hakim dengan bebas menerima suap, di zaman Zelenskyy para hakim bergidik. Mereka takut dicopot sebagaimana dialami dua hakim Mahkamah Konstitusi Ukraina pada Maret tahun lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun