Jika ada di antara kita, atau bahkan Anda, masih bisa mengelu-elukan Vladimir Putin atas kekejian yang ia bawa dan hunjamkan kepada tubuh-tubuh ringkih anak-anak Ukraina, tanyakan hal ini kepada nurani Anda.
Pihak manakah yang pertama kali menyerang sebuah negara merdeka, negara yang memiliki kedaulatan untuk melakukan apa pun sesuai kepentingan dan haknya untuk menentukan nasib sendiri? Ukraina-kah?
Sebagai warga dunia yang sehat dan mampu berpikir kritis, sebaiknya kita bebas dari berpikir biner. Siapa pun yang menginisiasi perang lebih dulu, yang membuat korban sipil berjatuhan, maka negara/kepala negara negeri pelaku agresi itulah yang harus disalahkan karena jelas dialah itulah yang melakukan crime against humanity (pelanggaran HAM) secara terang-terangan.
Dalam konteks itu orang sehat akan menyalahkan Vladimir Putin karena perintah perang memang muncul dari dia. Bukan mengelu-elukannya sembari menutup mata terhadap kekejian perang yang telah terjadi.Â
Tak bisakah Anda sedikit berempati dan membayangkan seandainya itu terjadi pada keluarga Anda?
Setelah sebulan aksi militer Rusia ini setidaknya sudah ada 1200 rudal ditembakkan ke kota-kota di Ukraina. Pembagkit listrik tenaga nuklir pun tak luput dari penyerangan.Â
Gedung sekolah dan rumah sakit menjadi sasaran yang mengakibatkan kerusakan. Lebih kejamnya lagi perumahan warga sipil Ukraina tak luput dari aksi bombardir militer Rusia. Warga sipil di Mariupol ditembaki dan dikepung.Â
Tak terhitung betapa banyak korban meninggal yang harus dikubur di jalanan. Dan yang paling menyayat hati lebih dari 130 anak di Ukraina meninggal dunia karena invasi dan agresi Rusia ke Ukraina.
Padahal dunia awalnya memprediksi penyerahan diri Kyiv hanya akan butuh waktu 72 jam saja. Tapi kenyataan yang terjadi - hingga sebulan aksi militer berjalan --Angkatan Bersenjata Ukraina tetap bertahan melakukan perlawanan.Â
Seperti rakyat Indonesia merebut kemerdekaannya dari tangan penjajah, warga Ukraina saling membantu serta tak sedikit yang rela mengorbankan nyawanya demi kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina.