Mohon tunggu...
Abi Hasantoso
Abi Hasantoso Mohon Tunggu... Akuntan - Jurnalis

Lahir di Jakarta pada 26 Februari 1967. Berkecimpung di dunia jurnalistik sebagai wartawan Majalah HAI pada 1988 - 1994. Selama bekerja di majalah remaja itu ia sempat meliput konser musik New Kids On The Block di Selandia Baru dan Australia serta Toto dan Kriss Kross di Jepang. Juga menjadi wartawan Indonesia pertama yang meliput NBA All Star Game di Minnesota, AS. Menjadi copywriter di tiga perusahaan periklanan dan menerbitkan buku Namaku Joshua, biografi penyanyi cilik Joshua Suherman, pada 1999. Kini, sembari tetap menulis lepas dan coba jadi blogger juga, Abi bekerja di sebuah perusahaan komunikasi pemasaran.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bergunjing Bawa Suami ke Acara Reuni

14 Januari 2018   23:26 Diperbarui: 15 Januari 2018   22:37 2572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Acara reuni belakangan marak lagi. Selain melepas kangen, sembari makan-makan penuh hiburan, sering kali reuni dipenuhi pergunjingan. Terutama pergunjingan soal suami yang menemani datang ke acara reuni istrinya, seperti yang terjadi di acara "Reuni 30 Tahun ITB 1987".

Saat Fariz RM tampil di acara puncak Reuni 30 Tahun ITB 1987 yang berlangsung di Aula Barat Kampus ITB, Jalan Ganesha, Bandung, pada Sabtu (13/1) malam saya menerima pesan di Messenger Facebook dari teman kuliah istri saya di Jurusan Matematika FMIPA ITB tahun 1987.

"Besok (Minggu 14/1) pagi kita sarapan bareng, ya," tulis Jono, panggilan akrab Sumarjono, yang saat ini menjadi Direktur Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan yang dilantik Presiden Jokowi pada 23 Februari 2016 untuk periode hingga 2021.

Saya ditemani istri pastinya, karena ini acara reuni dia dan teman-teman ITB-nya, mengiyakan undangan Jono untuk sarapan bareng.

Pukul 7 pagi Jono dan istrinya, Fia, sudah menunggu di coffee shop Beehive Boutique Hotel Bandung. Saya dan istri tiba lima menit kemudian karena "terpaksa" ikut merasakan olahraga jalan pagi di sepanjang Jalan Dago yang menggelar CFD, tiap hari Minggu dari pukul 6 pagi sampai pukul 10 pagi jalan tertutup bagi kendaraan bermotor.

Tak berapa lama teman-teman kuliah istri saya lainnya berdatangan. Hampir semua teman istri saya sudah kenal di pertemuan sebelumnya seperti Nini dan Atoen. Tapi baru pagi ini bertemu langsung dengan Ratna, Sri, dan Anis.

Kami menempati empat meja yang disusun memanjang. Menu yang kami pilih hampir seragam: Club Sandwich dan Beehive Full Breakie. Hotel yang terletak di Jalan Dayang Sumbi ini memang agak berbeda untuk layanan sarapan bagi tamu yang menginap. Tak ada sajian makanan prasmanan (buffet), hanya menyediakan menu a la carte. Padahal room rate hotel yang bernuansa seperti rumah sendiri ini saat akhir pekan hampir satu juta rupiah per malam.

Kami ngobrol macam-macam sembari sarapan. Terutama tentu saja cerita hangat tentang acara reuni yang berlangsung seharian pada Sabtu kemarin. Cerita tentang hebatnya panitia yang dikomandoi Pediarto Adiwibowo (Teknik Elektro 87) bikin registrasi dengan sistem digital, dokumentasi konfigurasi ITB 87 pakai drone, teman-teman Matematika 87 yang dapat door prize, pujian untuk duo MC yang hidupkan suasana meski nama mereka kurang terkenal, hingga penampilan Fariz RM.

"Selain panitia, semua alumni memang tak ada yang tahu bahwa Fariz RM jadi bintang tamu," ungkap Pedi, ketua panitia Reuni 30 Tahun ITB 1987, yang kini jadi importir peralatan elektronik canggih dari Cina, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa.

Tampilnya Fariz RM, alumni Seni Rupa dan Desain 78, sebagai bintang tamu jadi hadiah kejutan reuni Alumni ITB 87. Nama Fariz RM sengaja tak pernah diworo-woro sebelumnya oleh panitia hingga namanya disebut oleh MC pada acara pamungkas malam itu.

Di sela sarapan saya sempat bertanya tentang BPJS Ketenagakerjaan kepada Jono. Ia menjelaskan BPJS Ketenagakerjaan punya banyak manfaat seperti jaminan kematian, jaminan kecelakaan, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun (sedang dikembangkan).

BPJS Ketenagakerjaan juga sekarang makin mudah. "Semua pekerja, yang bekerja di perusahaan atau tidak, bisa mendaftar ikutan program BPJS Ketenagakerjaan," jelas Jono.

Saat ini dia dan timnya lagi membuat aplikasi digital yang semakin memudahkan masyarakat untuk ikut BPJS Ketenagakerjaan.

"Ini amanat Presiden Jokowi kepada kami untuk melindungi dan mensejahterakan seluruh tenaga kerja di Indonesia," papar Jono, 49 tahun, yang asli dari Kulonprogo, DI Yogyakarta.

Obrolan berlanjut lagi. Ratna, yang duduk di sebelah kiri saya dan lagi menjalankan bisnis umroh yang paket harganya beda sedikit dengan First Travel, tiba-tiba bertanya kepada saya, kok, bisa kenal banyak alumni ITB bahkan angkatan lainnya seperti Didik Djunaedi, alumni Matematika 86 yang dulu dikenal pendiam banget di kampus.

"Ya, gimana, ya...," kata saya sembari tersenyum. Yang jelas, karena tuntutan pekerjaan saya memang sering bertemu dan kenal banyak orang dari berbagai kalangan.

Obrolan sarapan masih seru. Termasuk rencana Jono pulang kampung "mbangun desa"-nya di Kulonprogo. Tapi waktu sarapan di hotel juga yang membatasi, selain harus berkemas-kemas untuk check-out dari hotel dan kembali ke rumah masing-masing. Di akhir sarapan yang berlangsung sekitar tiga jam itu saya bilang terima kasih kepada Jono dan semua teman-teman istri saya.

Saya bukan cuma ikutan reuni saja. Bahkan setelah acara reuni saya ikutan sarapan satu meja dengan teman-teman kuliah istri saya di ITB padahal saya tak pernah kuliah satu jurusan dan satu kampus dengan mereka.

"Memang tak semua suami bisa langsung akrab dan 'klik' ngobrol dengan teman-teman istrinya. Biasanya suami malas datang ke acara reuni istrinya, begitupun sebaliknya istri jarang mau ikutan suaminya reunian dengan teman-temannya," jelas Fia, yang kini jadi dosen di Universitas Indonesia dan lagi sibuk menyelesaikan program doktoral (S3), sembari melirik Jono.

Acara reuni istri saya kali ini semacam "karma" buat saya. Karena selama ini suka meledek dan menggunjingkan teman-teman saya yang membawa suami (dan anak-anaknya) datang ke acara reuni. Dan saya pun menerima "karma" pada acara reuni istri saya sebagai anugerah terindah dari Tuhan yang patut saya syukuri dan nikmati di akhir pekan ini. (*)

#Reuni30TahunITB1987 #MatematikaITB1987 #HimatikaITB87 #30YearsITB87

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun