Mohon tunggu...
Krisna Madya
Krisna Madya Mohon Tunggu... lainnya -

Try to be simple

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Sejati Pria Berengsek (I)

28 Januari 2011   12:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:06 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku masih ingat betul saat pertama kali bertemu dengan nya. Wanita yang sekarang sudah menjadi pelengkap hari-hari dan menjadi ibu bagi anak-anak ku yang lucu saat ini. Pertama kali Aku mengenal dia beberapa tahun lalu, bukan seperti biasa layaknya pertemuan kisah cinta umumnya. Bukan tertarik karena melihat fisiknya lalu bukan pula melalui sifat ayunya. Sebaliknya saat itu setiap kali bertemu bisa dipastikan Aku selalu mengumpat didalam hati,

Dia selalu berteriak memaki seseorang, apalagi seorang senior mulai memerintah. Tapi saat itu paling tidak cuma dia wanita pertama yang Aku kenal sewaktu pertama kali Aku masuk sekolah. Kami satu grup semasa menjalani ospek di sekolah baru , yah paling tidak Aku kenal dia dari kata-kata kasarnya. Lalu Aku tak lagi melihat dia apalagi kami terpisah karna kami beda kelas. Sungguh satu minggu yang luar biasa.

****

Tak terasa setahun berlalu tiba-tiba saja dia muncul kembali dihadapan ku, tapi kali ini dengan sosok yang berbeda, lebih 'normal' dari sebelumnya.

"hai rik... dimana Ellen aku tadi cariin dia, kamu liat gak ??? " tegurnya saat berjalan didepan ku.

Sempet bingung kok dia bisa tau nama Aku yang ternyata dia adalah temennya Ellen. Ya.., Ellen, temannya yang pada saat itu Aku sedang pdkt-in tapi mendadak Aku tinggalin.

"oh tadi sempet ketemu dikantin tapi sekarang aku gak tau dia kemana.." kubalas dia dengan senyumku.

"oke aku coba telpon deh.." lalu dia pergi sambil membalas senyumku.

Astaga, tak kusangka gadis yang kulihat 'horor' saat pertama masuk sekolah, membalasku dengan senyuman manis seperti itu. Setelah itu Aku benar benar tak pernah lagi bertemu dengan dirinya. Sampai akhirnya Aku naik ke kelas 2 dan ternyata Aku satu kelas dengan dirinya. Oh iya, gadis itu bernama Dini seorang gadis sederhana memiliki terlalu tinggi juga gak terlalu putih tapi wajahnya manis apalagi sewaktu dirinya sedang senyum. Hihi...

Lalu tiba tiba Aku mulai memperhatikan dirinya, apalagi dia sangat menonjol dikelas, Dini gadis yang cerdas juga aktif di berbagai organisasi sekolah. Tak pernah lagi Aku dengar kata kata kasar dari mulut Dini, cuma senyuman yang terkadang dilemparkannya denganku, buat Aku jadi 'GR' ndiri, hihi. Dini lebih dewasa dari sebelumnya. Saat itu pula Aku mulai mencoba buka diri untuk lebih dekat dengannya. Tak lama berkenalan akhirnya kami jadian. Ya, kami berjanji sebagai seorang kekasih yang saling mencintai.

Percintaan ini terus bertahan sampai akhirnya kami lulus sekolah dan mulai masuk ke dunia baru sebagai seorang mahasiswa. Tapi yang namanya kisah cinta pasti selalu ada saja kerikil, apalagi saat kami terpisah karena perbedaan tempat kuliah dan jam kuliah. Kebeneran Aku dapat jam pagi dan dini dapat kuliah sore. Cuma hari minggu waktu luang kami untuk bertemu, itupun kalau tak terganggu jadwal bertemu teman klub motor yang mulai Aku gemari.

Hari hari kami bertambah buruk tak seperti saat pertama kali pacaran dulu. Lebih banyak berkumpul dengan teman sesama kuliah dan klub motorku dan Aku juga baru mengenal dunia gemerlap malam. Sepertinya Dini mulai terabaikan dengan kesibukan baruku saat itu. Sampai saat dia ingin meminta ditemenin untuk beli kado buat mamanya yang beberapa hari lagi akan dirayakan kecil kecilan dirumahnya.

"halo..." ku angkat telpon seadanya dengan nada berat karna baru saja pulang jam 4 pagi dari diskotik.

"yank.., entar jam 9 jemput aku dirumah ya.. aku mau cari kado buat mama..."

"iya iya..." langsung ku tutup telpon lalu Aku terusin tidur.

Tiba tiba Aku tersontak karna suara adikku berteriak, menyuruh keluar kamar karna seorang teman datang ke rumah. Kulirik jam di hp yang menunjukkan pukul 2 siang. Anjriittt, Aku telat. Menyiapkan baju lalu mandi seadanya. Kutemui sebentar teman yang mengajak ke rumahnya lalu bergegas mengambil motor menuju rumah dini.

"din, loe dimana??" teriak ku ditelpon sambil berdiri didepan pintu rumahnya yang dikunci.

"yank, aku masih dipasar paling bentar lagi aku pulang tunggu aja ya.."

"kok kamu gak bangunin aku sih..., katanya minta ditemenin..."

"Aku udah coba telpon yank, tapi gak diangkat.."

"alah.... alesan..!!!!" lalu ketutup telpon.

Aku periksa lagi hape ku, ternyata 12 kali panggilan dari dini tak terjawab. Akhirnya Aku pergi ke rumah teman ku tadi.

******* bersambung..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun