Selepas shalat aku rehat sejenak didepan masjid, sambil memandangi sekelilingku, sesekali aku teringat ketika melihat anak anak yang sedang bermain didepan halaman masjid. Aku teringat anakku yang sudah dibawa pergi istriku dan suami barunya.
Sesekali aku menatap keatas hamparan nirawana nun jauh, seolah mengadu atas semua yang telah aku putuskan hari ini, sekalipun itu sudah berlalu 5 tahun yang lalu, namun aku masih saja teringat sesekali. Luka yang begitu masih melekat ketika aku terhunus sepi sendiri, sering sekali mengusik ketenanganku.
 " Plak..... " Dari belakang pundaku ditepak, aku terkaget, dan seiring itu lamunanku segera memudar, ternyata seorang kawan yang baru selesai shalat juga.
"hayo ngelamunin apa ?"
" eh mas didi, mengagetkan saja, kukira siap. ah tidak melamun. Aku sedang rehat saja sambil menikmati angin yang adem ini mas, subhanallah.
" Gimana jualannya hari ini, lancar ?"
" Alhamdulilah nih walaupun belum habis, mas didi sendiri gimana siomaynya sudah habis."
" Wah belum juga nih mas, mudah mudahan ba'da dzuhur ini bisa habis, mari mas bambang "
" Oke mas didi mari mari "
"Assalamualaikum"
" Waalaikumsalam "Â Setelah sesaat menyapa, lalu dia meneruskan lajunya untuk kembali berjualan.