Mohon tunggu...
Ilalangg.id
Ilalangg.id Mohon Tunggu... Jurnalis - Berita Warga Sipil

Celotehan Warga Sipil | TikTok Ilalangg.id | Instagram Ilalangg.id | Hello Ilalanggid | YouTube Putra Ilalangg dan Ilalangg ID

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jurnal Seratus Narasi

4 Januari 2019   04:24 Diperbarui: 4 Januari 2019   04:40 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada pena yang dicoretkan menjadi cerita, diksi diksi ditata dengan rapih penuh makna

100 narasi adalah saksi, aku menjadi manusia penuh tanda , tanya dan imaji

Diantara ruang ruang pengap, hamparan lembah semesta 

Diantara riuh manusia dan sepinya tembok tembok bisu, aku menulis

***

Di basuh air hujan sampai ditikam mentari, dibawah reruntuhan puing puing kehidupan 

Balada mencari entitas diri, kelak menjadi manusia tanda jawab sudah terpatri

Terpahat diantara jutaan mata, kaum borjuasi sampai lembah jelata

Prasasti kisah, tercatat dengan abadi direlung relung manusia yang rindu akan kemenangan

***

Pengulangan rima sebagai penegas penegas keyakinan, bahwa mesti terus mengukir sekalipun nafas tersendat sendat

Bila satu masa ditanam seribu cerita, maka tak habis naluri akan termemori dengan penuh bijaksan

Suatu hari, suatu pagi, suatu malam dan suatu waktu, dimana aku bersandar pada kisah nya para pemahat diksi

Intuisi jiwa penuh asa cita dan cipta, aku yang akan terus membiaskan warna warni

Di seluruh pelupuk pelupuk luka , suka , derita fana

Sekalipun tubuh dihempas kematian, aku pastikan nalarku tetap bergejolak diantara kerumunan manusia yang mencari pertanyaan

100 narasi , satu hari ataupun jutaan jauhnya mentari , tetap tegar menempa diri , aku dan kertas dibawah nirwana tetap teguh menggoreskan pena 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun