Kesedihan dan luka datang kian berganti, Dera dan air mata kian mengikat mentariÂ
Tak usai satu demi satu sahabat telah pergi, meninggalkan bumi yang semakin sepi
Disudut mata memandang haluan laut biru berubah mengikuti arus surgawi
Di atas kepala nirwana jatuh, tepat ditabir kehidupan yang fana
***
Derasnya hujan mengguyur bumi tak henti, iya mengisyaratkan bahwa luka semakin menghakimi
Pilu deru menderu semakin menyayat nyayat hati
Tiada lagi kawan dan sanak family, dia pergi begitu suara lantunan doa mengiringi
Disudut malam , terdengar isak tangis para korban, di sela bencana yang menghempas para manusia di sela gulita
Kabar semakin keras ditelinga, membabi buta antara rongga dan mahkota suaraÂ
***