Kesadaran adalah matahari, dimana sinarnya mampu menyuburkan benih benih benih yang mati
Kesabaran adalah bumi, dimana jejak nafas manusia atas irama kebusukan para pencari muka
Keberanian menjadi cakrawala, diatas naluri manusia tertinggi , kala mahkota keberanian ada di ufuk ufuk kemanusiaan
Perjuangan adalah pelaksanaan kata kata, begitu narasi yang dihimpun nalar yang berpihak
***
Dear mas rendra
Aku ingat gaungmu gaung para pemikir ditengah naluri yang tak lagi manusiawi
Isyarat isyarat si miskin dan si tuan kaya, si budak dan si tuan punya senjata
Dari narasimu, ada semangat yang di lontarkan diantara jutaan nyawa penuh tanya
Kau lah manusia berlidah tajam, lewat sajakmu kau melawanÂ
***
Sajak sebotol bir , kau sudah narasikan begitu amat sangat kemirisan , dimana kita telah menjadi asing di negeri sendiri
Para tuna wicara tak berani berkata, para tuna daksa tak mungkin melawan dengan tenaga, manusia yang waras sudah patut dirundung naas
Kita yang dari jutaan makna nusantara, tersimpan jutaan mutiara, tapi hanya selogam koin pun tak punya
Sebongkah batu mulya kita punya, sesubur barisan khatulistiwa sungguh mesra, namun sekarat besipun hanya jadi pentungan kepala
***Â
Dear mas rendra
Risau mu semakin menjadi jadi hari ini, saat banyak orang berfikir namun acuh terhadap persoalan si rakyat miskin
Bangku bangku berderet diantara ruanga ruang kemalasan, para pejabat duduk ditengah parlemen dengan ruangan nan megah, berbicara seolah olah memahami panasnya terik ditengah sawah
***
Dear Mas rendra
Aku hanya memintamu tetap lengkingkan suaramu keras keras, walaupun ragamuu sudah terkoyak koyakÂ
Sajak sajakmu tak kan pernah mati ditelan bumi, semakin panas nya sosok dunia yang hanya hidup dalam tempurung tirani
Seperti nasehatmu, sebuah sangkar besi tak mungkin mengubah nuri jadi rajawali, tak mungkin merubah mentari menjadi api , tak mungkin merubah , jika iya terus dipenjara ketakutan ilusi
***
Dear mas rendra
Andai hari ini kau masih ada , akan kubuatkan kopi di mejamu , ku dengarkan ceritamu sampai senja tiba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H