Mohon tunggu...
Abidin Ghozali
Abidin Ghozali Mohon Tunggu... Administrasi - Direktur Ilmu Filsafat Islam Jamblang

Pembelajar Seumur Hidup Merindukan Indramayu Maju, Mulia dan Beradab.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta, Rindu, dan Keyakinan

18 Oktober 2016   13:42 Diperbarui: 18 Oktober 2016   14:06 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agak bias dirasakan betapa kerinduan itu membawa emosi yang dalam, aku teringat kisah seorang yang mula. Putri Rasulullah saw Fatimah datang, dia menangis, dia menangis karena dia terbiasa setiap kali datang kepada Nabi saw, Nabi saw berdiri menyambutnya dan mencium keningnya, akan tetapi kali ini Nabi saw tidak kuasa berdiri untuknya. Rasulullah saw berkata kepada Fatimah, "Mendekatlah kemari wahai Fatimah." Rasulullah saw berbisik kepadanya di telinganya, maka Fatimah menangis.

Kemudian beliau berkata kepadanya untuk kedua kalinya, "Mendekatlah kemari ya Fatimah." Rasulullah saw berbisik kepadanya dan Fatimah tertawa. Setelah Rasulullah saw wafat, Fatimah ditanya tentang hal itu, maka dia menjawab, beliau berkata kepadaku, “Wahai Fatimah aku mati pada malam ini.” Maka aku menangis. Kemudian beliau berkata kepadaku, “Wahai Fatimah, kamu adalah keluargaku pertama yang menyusulku.” maka aku tertawa.

Gambaran kisah indah dapat menjadi pegangan bahwa aka ada pertemuan abadi, keterpisahan didunia hanyalah sementara. Jika hati penuh dengan cinta dan rindu maka Tuhan pun akan turut campur untuk menyatukan dengan ikatan suci.

Keyakinan

“Sesulit apapun kesulitan yang kamu hadapi, ingat 3 kata yaitu “Jangan Pernah Menyerah” ~Anonim~ begitulah kutipan kata motivasi yang saya tulis dalam buku harian.

Tapi kemudian saya merasa kerdil, naïf, menyoal cintanya. Saya bertanya pada diri sendiri. Seberapa tahu saya tentang keyakinanya? Pernahkah saya membaca segala sesuatu tentang sikap dan kelakuannya selama dari segi kesalahannya secara objektif, secara proporsional?

Lucu sekali jika saya mengharapkan dia mengerti tentang keyakinan cintaku, sementara saya nggak mau tahu tentang keyakinannya —kalaupun saya membaca, buku-buku yang saya baca adalah buku tentang kesalahan dan dosa-dosanya. Maksud saya, bagaimana kalau dia juga berpikir seperti apa yang saya pikirkan. Dia mengharapkan saya membaca apa yang dia baca, meyakini apa yang ia yakini, masuk pada keyakinan dia, dia mengasihani saya karena saya akan masuk neraka.

Bagaimana jika keyakinan di ukur secara materi, Cinta dating ketaka kita menyerahkan hati kepada seseorang. Uang tak bisa membeli kebebasan memilih.

Pilihan menentukan takdir kita. Uang tak bisa membeli karakter. Karakter adalah cermin diri ketika berada seorang diri dalam kegelapan.

Lanjutkan daftar ini, Anda akan menemukan hal-hal yang tak bisa dibeli dengan uang adalah kekayaan yang sangat berharga yang ditawarkan hidup kepada kita.

Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun