Mohon tunggu...
Abidin Ghozali
Abidin Ghozali Mohon Tunggu... Administrasi - Direktur Ilmu Filsafat Islam Jamblang

Pembelajar Seumur Hidup Merindukan Indramayu Maju, Mulia dan Beradab.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta, Rindu, dan Keyakinan

18 Oktober 2016   13:42 Diperbarui: 18 Oktober 2016   14:06 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah cinta menghantap pengeran Inggris.  Demi cintanya pada Wallis Simpson, Pangeran Edward rela mengorbankan kekayaan dan kekuasaannya. Pangeran Inggris ini jatuh cinta pada Wallis Simpson yang berkebangsaan Amerika dan sudah bersuami. Wallis Simpson akhirnya menceraikan suaminya dan memulai hidup barunya dengan Pangeran Edward. Wallis tentu saja tidak dapat menjadi ratu Inggris karena berkebangsaan Amerika.

Pangeran Edward sendiri naik tahta pada tahun 1936, namun segera turun tahta agar dapat menikahi kekasihnya itu. Pangeran Edward akhirnya meninggal pada tanggal 28 may 1972. Wallis kemudian menyendiri dan akhirnya meninggal 14 tahun kemudian pada tanggal 24 April 1986.

Kisah-kisah cinta heroic sampai berdarah-darah telah memanggungi pentas dunia. Aku sadar Ketenangan jiwa bukan datang dari harta, bukan dari pangkat dan kedudukan, bukan juga dari kecantikan atau ketampanan. Ketenteraman adalah karunia dari Allah yang ditiupkan kesetiap jiwa hamba-hamba yang dekat dan redha pada ketentuanNya.

Ujian adalah tarbiah dari Allah. Bersabarlah. Anggap itu sebagai Kifarah. Menguji ketabahan hamba-hambaNya. Moga sakit itu menjadi penghapus dosa. Sekuat mana kesusahan atau kesulitan yang dilalui akan membuat kita lebih meghargai kesenangan. Semua itu adalah nikmat dari Allah. Ingatlah ... dengan mengingat Allah, jiwa pasti menjadi tenang.

Rindu

Hiruk pikuk kehidupan ibu kota nyaris tidak putus-putus sepanjang 24 jam, keramaian itu seperti tidak berefek pada suasana hati. Sedang merindu-merindukan kekasih.

Cinta dan Rindu itu ibarat dua sisi dari mata uang yang sama. Tak ada cinta tanpa rindu, dan tak ada rindu bila tak ada cinta. Seorang pecinta pasti selalu rindu bertemu dengan kekasihnya. Sebaliknya, tak mungkin ada rasa rindu bila orang itu tidak mencintai orang yangia rindukan.

tetapi ada juga rindu yang bisa membuat kita menjadi sedih, yaitu tentang jarak. jarak yang selalu memisahkan kita dengan dia, jarak yang menjadi penghalang hubungan kita. rindu yang tak terobati sering sekali menyebabkan rasa sakit dihati. tak jarang kalau hubungan jarak jauh sering kali menguras hati, walaupun ada senengnya juga.. malah dengan adanya jarak kita selalu merasakan kangen/rindu, yang kadang rasa rindu ini lebih besar daripada model pacaran yang setiap hari bertemu.

Perasaan rindu itu secara alami muncul dalam hati kita, rasa butuh seseorang, rasa candu akan perhatian dan kasih sayang. rindu memang salah satu bagian kecil dari cinta, yang pasti merindukan orang tersayang merupakan hal yang setiap hari kita lakukan. tanpa sadar kita selalu mengulang kebiasaan-kebiasaan ini, tetapi akan lebih sakit jika kita merindukan orang yang salah.. misalnya pacar orang. rindu yang tak terbalas atau cuma bertepuk sebelah tangan adalah hal paling menyakitkan.

rinduku itu hanya akan terobati dengan penyaksian (musyahadah). Fenomena Cinta dan Rindu yang ku alami tak hanya terjadi dalam hubungan antar teman, saudara dan kawan sejawat. tapi juga dalam hubungan antara hamba ini dengan  Allah Ta'ala. Bahkan, Cinta dan Rindu itu jauh lebih maksimal terjadi dalam hubungan antara aku dan Allah. Sebab aku tau, cinta ada batasnya, sedangkan cinta dan kerinduan Allah padaku, tidaklah ada batasnya.

Itulah tingkat kesempurnaan cinta. Maka, sungguh beruntung manusia yang hidup dalam cinta dan rindu kepada Allah Ta'ala, Sang Pemilik Cinta sejati, karena berarti ia telah mencapai puncak kesempurnaan cinta. Dan ia akan memperoleh obat bagi rindunya itu dengan. musyahadah yang sempurna, bahkan jauh lebih indah untuk dinikmati dari surga dan isinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun