Mohon tunggu...
Abid Baihaqi
Abid Baihaqi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pejabat

baik hati

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

penerapan teknologi blokchain dalam sistem pemilu

3 Februari 2025   21:04 Diperbarui: 3 Februari 2025   21:04 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Estonia dikenal sebagai pelopor dalam e-governance, termasuk penggunaan blockchain dalam sistem e-voting mereka. Sistem ini telah berhasil meningkatkan partisipasi pemilih dan mengurangi potensi kecurangan.

Sierra Leone:

Pada tahun 2018, Sierra Leone menjadi salah satu negara pertama yang menggunakan teknologi blockchain dalam pemilu secara parsial. Hasilnya menunjukkan potensi besar untuk transparansi yang lebih baik.

Amerika Serikat:

Beberapa negara bagian di AS telah menguji coba pemungutan suara berbasis blockchain untuk pemilih luar negeri dan militer, seperti yang dilakukan di Virginia Barat.

4. Tantangan dalam Penerapan Blockchain untuk Pemilu

Skalabilitas:

Meskipun blockchain menawarkan keamanan tinggi, kapasitas untuk memproses jutaan suara secara bersamaan masih menjadi tantangan.

Privasi dan Anonimitas:

Menjaga privasi pemilih sambil mempertahankan transparansi data adalah tantangan besar. Solusi seperti zero-knowledge proofs dapat digunakan, tetapi implementasinya kompleks.

Akses Teknologi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun