Estonia dikenal sebagai pelopor dalam e-governance, termasuk penggunaan blockchain dalam sistem e-voting mereka. Sistem ini telah berhasil meningkatkan partisipasi pemilih dan mengurangi potensi kecurangan.
Sierra Leone:
Pada tahun 2018, Sierra Leone menjadi salah satu negara pertama yang menggunakan teknologi blockchain dalam pemilu secara parsial. Hasilnya menunjukkan potensi besar untuk transparansi yang lebih baik.
Amerika Serikat:
Beberapa negara bagian di AS telah menguji coba pemungutan suara berbasis blockchain untuk pemilih luar negeri dan militer, seperti yang dilakukan di Virginia Barat.
4. Tantangan dalam Penerapan Blockchain untuk Pemilu
Skalabilitas:
Meskipun blockchain menawarkan keamanan tinggi, kapasitas untuk memproses jutaan suara secara bersamaan masih menjadi tantangan.
Privasi dan Anonimitas:
Menjaga privasi pemilih sambil mempertahankan transparansi data adalah tantangan besar. Solusi seperti zero-knowledge proofs dapat digunakan, tetapi implementasinya kompleks.
Akses Teknologi: