Mohon tunggu...
Abit Sabita
Abit Sabita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Alma Ata

Kadang suka menganalisis suatu objek yang dilihat oleh mata dan apa yang didengar oleh telinga

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Tips Komunikasi yang Efektif untuk Melanggengkan Hubungan Pernikahan

1 Februari 2024   10:25 Diperbarui: 1 Februari 2024   16:14 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pasangan dalam mengarungi kehidupan pernikahan, hendaknya suami dan istri tidak mengabaikan komunikasi. Sebab, melalui komunikasi yang baik, segala macam permasalahan serta kesalah-pahaman akan bisa diatasi dengan baik. Komunikasi ibarat air bagi tumbuhan. Tanpa komunikasi, cinta bisa layu, kering, dan akhirnya mati. Bayangkan, seandainya suami dan istri jarang berbicara, cuek, atau kurang memberikan respons Ketika pasangannya mengajak berbicara, sudah pasti pasangan itu tidak akan saling memahami atau mempunyai kedekatan satu dengan yang lain. Keduanya ibarat orang asing yang berkumpul di dalam rumah satu atap, namun rumah itu terasa sepi dan lengang. 

Menurut bebrapa penelitian, memang benar hubungan seksual bisa menentrukan kualitas hubungan, namun ada Batasan terkait dengan komunikasi. Sebgai pasangan suami istri tidak perlu berhubungan seks setiap hari karena yang utama adalah cara dari setiap suami istri berkomunikasi dengan pasangannya. Jadi, para suami istri merasa lebih Bahagia Ketika mereka dapat membicarakan segala hal dengan pasangannya. 

Sebagaimana dilaporkan oleh Prochaska & Diclemente dari Texas Research Institute of Mental Sciences, penelitiannya terhadap 264 pasangan suami istri mengungkapkan bahwa unsur paling penting bagi kaum wanita (istri) dalam kepuasan hubungan mereka adalah adanya perasaan pasangan suami istri mempunyai komunikasi yang baik. Sebaliknya, Sebagian besar ketidakpuasan dalam pernikahan ternyata bersumber dari kegagalan berkomunikasi dengan pasangan. 

Berkomunikasi dengan pasangan adalah sebuah kebutuhan. Komunikasi sebgai jembatan solusi terhadap permasalahan yang muncul, serta membangun keceriaan dan kehangatan sehingga menambah semangat hidup. Komunikasi yang baik dan efektif bisa menjadi media untuk mengekspresikan segala yang kita rasakan dan kita pikirkan. Jadi komunikasi lebih bertujuan untuk memenuhi kebutuhan psikis daripada informatif.  

Lalu, komunikasi seperti apakah yang seharusnya dilakukan pada pasangan? Berkut uraiannya: 

  1. Mencari kondisi dan waktu yang tepat 

Salah satu hal terbanyak yang menyebabkan banyaknya pertengkaran dan perselisihan dalam berumah tangga adalah ketidakmampuan masing-masing pasangan dalam menemukan waktu yang tepat untuk berdiskusi. Kondisi pasangan yang begitu Lelah dan banyaknya beban pikiran yang membelenggu pasangan, membuat mereka membutuhkan ruang untuk menenangkan pikirannya agar Kembali jernih, bukan diajak berdiskusi dan membebani pikirannya dengan permasalahan yang baru. Oleh karena itu, Ketika anda ingin mencurahkan isi hati atau berdiskusi dengan pasangan, pintarlah-pintarlah mencari kondisi dan waktu yang tepat, misalnya saat pasangan sedang santai atau saat mood-nya pada kondisi yang baik

  1. Mengatur jarak atau posisi komunikasi

Ketika akan melakukan pembicaraan dengan pasangan, penting untuk mengatur jarak dengan pasangan anda. Karena hal itu berfungsi untuk menandai ada pesan yang sangat khusus dan bersifat rahasia, serta menambah kesan keintiman dalam berkomunikasi dengan pasangan. 

  1. Memahami ekspresi wajah 

Ekspresi wajah adalah gambaran perasaan seseorang melalui muka atau wajahnya. Ekspresi wajah dapat berfungsi untuk menukur emosi seseorang, menghindari kesalahpahaman serta meyakinkan lawan bicara terkhusus pasangan kita sendiri.

  1. Melakukan sentuhan fisik 

Sentuhan merupakan bagian dari bentuk komunikasi non-verbal selain kontak mata dan ekspresi wajah. Sentuhan fisik juga biasa disebut sebagai physical touch, merupakan Bahasa cinta seseorang kepada pasangannya. Sentuhan fisik penting dilakukan guna untuk memperkuat kesan romantis. Seperti dengan melakukan genggaman tangan, merangkul, atau berpelukan. 

  1. Menyederhanakan topik pembicaraan 

Terkadang dalam komunikasi interpersonal terutama hubungan suami istri bisa terhambat karena salah satu pihak terlalu berekspektasi dalam menyampaikan isi pikirannya. Bahkan sampai merasa bingung atau khawatir terhadap reaksi lawan bicara. Dengan demikian, menyederhanakan topik pembicaraan bisa menjadi solusi saat seseorang ingin berkomunikasi dengan pasangannya agar pembicaraan tidak kaku. Maka dari itu, cobalah untuk tetap leluasa dalam mengungkapkan apa yang ada di pikiran anda. 

Mengutip buku berjudul think smart Bahasa Indonesia yang ditulis oleh ismail kusmayadi (2007), agar pembicaraan berlangsung menarik, harus ada topik obrolan sebagai salah satu penunjang dalam keaktifan berbicara. Dari situlah sampaikan perasaan atau pikiran anda kepada pasangan secara terbuka. Jangan takut akan reaksinya terhadap apa yang anda sampaikan. Bisa jadi saja apa disampaikan malah akan membuat pasangan terpancing untuk menyambung obrolan yang lebih intens.

  1. Panggilan kasih sayang

Selain berbicara dengan topik yang sederhana, menyebut namanya dengan panggilan yang mesra bisa menambah kesan romantis dengan pasangan anda. Misalnya dengan menanyakan kepada istri "masak makanan apa untuk hari ini" kalau dijawab "mau masak sop ayam, tapi sayurnya belum ada." Itu artinya dia ingin anda membelikan sayur untuk dimasak sop ayam. Maka jawablah "baiklah sayangaku, akan kubelikan apa yang kamu butuhkan." 

 

  1. Mengajak bercanda 

Dalam komunikasi pada hubungan pernikahan, pasangan suami istri tidak bisa menebak kapan datangnya rasa kebosanan. Karena rasa bosan itu sifat alamiah manusia. Kita tidak tau kapan bisa merasakan rasa kebosanan. Dan rasa bosan itu bisa mendatangakan ketegangan dalam komunikasi. Salah satu cara agar tidak ada ketegangan adalah dengan humor atau mengajak bercanda. 

Pada penelitian yang dilakukan oleh cory hepaty manisa dan devi Rusli dengan jurnal yang berjudul hubungan antara selera humor dengan intimasi pada dewasa yang sudah menikah mengemukakan bahwa, "Humor dapat meredakan ketegangan jika terjadi konflik pada pasangan, Ketika ketegangan mereda, maka mempermudah terjalinnya intimasi." Seperti contohnya dengan bermain tebak-tebakan atau mempelesetkan bahan obrolan. Akan tetapi suatu candaan yang berlebihan bisa berefek negatif, maka sebagai pasangan suami istri harus memahami selera humor masing-masing

  1. Lakukanlah kontak mata 

Dalam sebuah komunikasi, kontak mata disebut juga sebagi komunikasi non-verbal. Kontak mata dilakukan untuk menunjukan rasa menghargai atau rasa hormat serta perhatian kita kepada lawan bicara terkhusus pasangan suami istri. Jika kita berbicara atau mendengarkan perkataan dari pasangan tanpa melakukan kontak mata, tentu saja dia tidak akan merasa dihargai ataupun dihormati karena seoal-olah kita tidak memperhatikan apa yang dibicarakan. Selain itu, kontak mata juga bertujuan untuk membuat pasangan kita lebih tertaril dan percaya dengan apa yang kita katakan.  

  1. Berusaha menjadi pendengar yang baik 

Selain keterampilan berbicara, di sisi lain kemampuan mendengarkan pembicaraan juga sangat penting dalam hubungan rumah tangga. Berdasarkan sejumlah penelitian, 75% dari keseluruhan waktu digunakan untuk berkomuikasi, sedangkan sisanya untuk mendengarkan. Permasalahan yang sering terjadi adalah komunikasi mengalami hambatan saat pihak pendengar belum mampu menjadi pendengar yang baik. 

Saat pasangan sedang berbicara, yang perlu dilakukan Ketika anda menjadi pendengar adalah menahan diri untuk tidak menyanggah, membela diri, apalagi memotong perkataannya sebelum dia selesai bicara. Biarkan pasangan meluapkan semua yang mau diutarakannya terlebih dahulu

  1. Jangan suka berasumsi 

Saat berkomunikasi, terutama dalam situasi yang sulit atau sensitif, jangan mudah menginterpretasikan atau mengasumsikan bahwa anda tahu persis pikiran dan maksud dari lawan bicara. Karena itu belum tentu seperti yang anda pikirkan. Lebih baik bertanya penjelasan atas hal yang diutarakan, agar anda mengerti apa yang disampaikan. 

  1. Jangan merasa paling benar

Salah satu tujuan komunikasi adalah agar saling mengerti dan memahami. Karena itu, janganlah merasa atau ingin membuktikan bahwa anda yang paling benar. Hal ini justru akan merusak hubungan dengan lawan bicara khususnya pasangannya sendiri. Janganlah berkomunikasi hanya karena ingin mejadi yang paling benar atau merasa paling sempurna dalam segala hal. Ingatlah, rumah tangga merupakan bagian dari anda dan pasangan. 

  1. Tidak mengungkit masalah lama

Saat berkomunikasi dengan pasangan, jangan mengungkit-ungkit masalah yang sudah berlalu, kecuali hal itu memang diperlukan untuk memberikan penjelasan. Karena itu tidak ada alas an untuk membicarakan permasalahan lama. Apabila mempunyai masalah dengan sesuatu yang dilakukan oleh pasangan, hal terbaik yang bisa anda lakukan adalah langsung mengatakannya saat itu juga kepadanya. Jika tidak memungkinkan, carilah waktu yang tepat untuk mengatakannya, atau beberapa saat sesudah kejadian berlangsung, dan jangan menundanya terlalu lama. 

13. Jangan minta dipuji 

Jangan sampai tujuan berkomunikasi sekedar untuk memperoleh pujian dari pasangan. Hal ini hanya akan memperlihatkan sikap egois anda. Akibatnya, komunikasi yang baik dan lancer tidak akan berhasil. Anda hanya perlu menyadari bahwa anda telah melakukan sesuatu yang benar dan melakukannya dengan tulus untuk mengerti pikiran dan perasaan orang lain. Karena itu, tidak perlu mengharapkan pujian dari pasangan, karena sikap ini hanya memperlihatkan ketidaktulusan. 

14. Tidak mendominasi pembicaraan 

Komunikasi dengan pasangan hanya bisa berjalan lancer Ketika berjalan dua arah. Sebab, dari komunikasi akan membuat kita lebih mengerti keinginan pasangan. Sayangnya, tanpa disadari banyak Wanita yang sering mendominasi komunikasi dengan suaminya. Sehingga menyebabkan komunikasi hanya berjalan satu arah. 

Mendominasi pembicaraan hanya akan membuat salah satu pasangan terkesan intiidatif terhadap pasangannya, sehingga lawan bicara lebih memilih untuk mengalah demi menghindari konflik. Meskipun sifat ini biasanya dilakukan tanpa sadar, cobalah untuk instropeksi dan mengenali sifat-sifat negative diri sendiri yang dapat mengganggu kelancaran dalam berkomunikasi. 

15. Jangan membuat pasangan bingung 

Dalam berkomunikasi, sangat penting untuk menyadari bahwa dengan siapapun berhadapan, kita harus berpikiiran positif dan menyadari bahwa lawan beribicara berusaha jujur dalam berkomunkasi dengan anda walaupun cara yang digunakan dan diperlihatkannya mungkin terbatas dan tidak efektif. Setiap orang dapat melakukan kesalahan, bahkan kadang kesalahan yang serius. 

Di dalam situasi yang tegang dan panas, sangat penting untuk tidak membuat orang bingung dengan Tindakan dan sikap yang disengaja. Sebab, setiap orang bisa saja melakukan hal-hal yang tidak baik, namaun bukan berarti ia bukan orang yang baik. Anda harus dapat membuat perbedaan bila tujuan berkomunikasi adalah untuk dapat menyelesaikan permasalahan dari permasalahan yang sedang terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun