Memayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara. Harus dan wajib hukumnya mengusahakan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak.
Sura dira jaya jayaningrat, leburing dening pangastuti. Segala sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati, dan sabar.
Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sakti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha. Berjuang tanpa perlu membawa massa, menang tanpa merendahkan/mempermalukan yang kalah. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan/kekuatan/kekayaan/keturunan. Kaya tanpa didasari hal-hal yang bersifat materi.
Datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan. Jangan gampang sakit hati ketika musibah/hasutan menimpa diri. Jangan sedih ketika kehilangan sesuatu.
Ojo gumunan, ojo getunan, ojo kagetan, ojo aleman. Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut pada sesuatu, jangan cari perhatian atau manja.
Ojo ketungkul marang kalungguhan, kadonyan, lan kemareman. Jangan terobsesi atau terpesona dengan kedudukan, materi, dan kepuasan duniawi.
Ojo kuminter mundak keblinger, ojo cidra mundak celaka. Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
Ojo milik barang kang melok, Ojo mangro mundak kendho. Jangan tergiur dengan hal-hal yang tampak mewah, cantik, dan indah. Jangan berpikir gampang/plin-plan agar tidak kendur niat dan semangat.
Ojo adigang, adigung, adiguna. Jangan sok kuasa, sok besar/kaya, sok sakti
Karena petuah dari semar ini para kesatria yang diasuh oleh Semar sangat beruntung karena negaranya akan menjadi adil makmur, gemah ripah, murah sandang pangan, tentram, selalu terhindar dari musibah. Hal yang terjadi sebaliknya, ketika kita bahkan pemimpin kita sudah tak lagi ingat untuk membaca, atau belajar dari kata-kata Semar, bahkan meneladani keluhurannya dalam filosofi karakter fisiknya. Mungkin kita sunguh-sungguh butuh Semar dalam dunia nyata, karena Semar dalam keteladanan dan kata-katanya sudah tergerus waktu, berganti dengan petuah Mario Teguh dan motivator ulung lainnya. Semar yang diingat cuma ada semar si tokoh wayang gendut yang bertubuh bungkuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H