Semar, karakter dalam wayang yang fisiknya lucu bahkan bisa dikatakan aneh. Dalam setiap cerita wayang, Semar yang aneh ini malah dapat tempat terhormat: pengasuh sekaligus penasihat para ksatriya, tokoh yang jujur, sederhana, tulus, berbuat sesuatu tanpa pamrih, tetapi memiliki pengetahuan yang sangat luas, cerdik, dan mata batinnya sangat tajam. Semar memiliki hati yang 'nyegara' atau seluas samudera serta kewaskitaan dan kapramanan-nya sedalam samudra. Hanya ksatriya sejati yang akan menjadi asuhan Semar: Prabu Herjuna Sasrabahu di negeri Maespati, Prabu Ramawijaya di negeri Pancawati, Raden Sakutrem satria Plasajenar, Raden Arjuna Wiwaha satria dari Madukara, Raden Abimanyu satria dari Plangkawati, dan Prabu Parikesit di negeri Ngastina. Bahkan para Dewa pun memanggil Semar dengan panggilan hormat: 'Kakang'.
Semar mempunyai karakter fisik yang unik. Keunikan fisik tersebut merupakan simbolisasi dari dualisme di dunia ini.
Semar mempunyai bentuk tubuh yang bulat. Bentuk tubuh ini merupakan simbol dari bumi dimana umat manusia tinggal bersama makhluk lainya.
Raut wajahnya dilukiskan selalu tersenyum dan mata yang selalu sembab mengeluarkan air mata. Dalam wajah semar merupakan simbol duka dan suka yang selalu menyertai perjalanan hidup manusia.
Semar berwajah nampak seperti orang tua namun mempunyai potongan rambut bergaya kuncung seperti abg, ini menyimbolkan tua dan muda.
Dia berkelamin laki-laki namun mempunyai payudara besar layaknya wanita, hal tersebut merupakan simbol dari sifat maskulinitas dan feminitas.
Ia berdiri namun terlihat seperti jongkok, menyimbolkan kedudukan penguasa dan rakyat jelata.
Semar menyembunyikan tangan kanannya dibalik badannya, artinya menyembunyikan kebaikan dan kelebihan yang dimilikinya. Tangan kirinya menunjuk ke atas, menunjukan bahwa dia menjunjung tinggi nilai Ketuhanan yang Maha Esa.
Kain yang semar gunakan mempunyai arti membaur dengan segala perbedaan.
Dalam setiap nasihat yang disampaikan oleh Semar kepada para ksatriya momonganya seringkali ditampilkan filosofi-filosofi yang bersifat umum dan berlaku hingga kapan pun yang berguna bagi kehidupan manusia:
Urip iku Urup.Hidup itu menyala. Â Hidup itu merupakan nyala jiwa. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi setiap orang disekitar kita.