Untuk komposisi jenis pembangkit energi terbarukan mayoritas disuplai oleh PLTS dengan penambahan kapasitas daya terpasang sebesar 100 MW dari tahun 2022 menjadi 102.1 MW. Di sisi lain juga terdapat penambahan signifikan pada PLTP sebesar 65 MW dari yang sebelumnya nihil di tahun 2022.
Proyeksi Pertumbuhan Kapasitas Produksi & Konsumsi Energi Listrik di Bali
Diproyeksikan bahwa impor energi listrik dari system kelistrikan Jawa akan terus bertambah dan menjadi mayoritas di tahun 2030. Untuk kebutuhan pembebanan di Pulau Bali, diproyeksikan akan meningkat hingga mencapai 1000 MW di tahun 2030. Namun begitu, nilai ini masih berada jauh di bawah kapasitas produksi energi listrik di Pulau Bali, yakni masih di bawah 50%, sehingga dapat dikatakan bahwa suplai energi listrik di Pulau Bali masih aman dan tercukupi hingga tahun 2030. Dengan proyeksi pembangunan ini, total kapasitas daya mampu terpasang termasuk impor dari Pulau Jawa akan mencapai nilai 3000 MW di tahun 2030.
Proyeksi Pembangunan Sumber Energi Listrik Sub-Sistem Bali dengan Potensi Energi Terbarukan
Provinsi Bali memiliki potensi sumber energi primer yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan tenaga listrik yang terdiri dari potensi panas bumi yang dapat dikembangkan sekitar 92 Mwe terdapat di 6 lokasi yaitu Banyuwedang Buleleng, Seririt Buleleng, Batukao Tabanan, Penebem Tabanan, Buyan-Bratan Buleleng, dan Kintamani-Baru.
Selain itu juga terdapat potensi tenaga air sebesar 30 MW, potensi energi gelombang laut di Nusa Penida yang bisa dikembangkan dengan potensi berkisar 10-50 MW yang memerlukan kajian lebih lanjut, potensi tenaga surya yang akan dilakukan studi PLTS di Pemaron dengan kapasitas sebesar 1 MWp dan di lokasi tersebar dengan kapasitas maksimal 100 MWp, serta pembangkit menggunakan bahan bakar Sampah, sejalan dengan visi pemerintah provinsi Bali, yaitu clean and green.
Proyeksi pembangunan pembangkit listrik di Bali dengan potensi energi terbarukan, dimana selain penambahan PLTGU, PLTS, dan PLTP, juga diproyeksikan penambahan pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) dan juga pembangkit listrik tenaga air mikrohidro (PLTM). Dengan memaksimalkan potensi sumber energi terbarukan ini, maka total kapasitas daya mampu terpasang dapat melebihi angka 3500 MW.
Proyeksi Pembangunan Sumber Energi Listrik Sub-Sistem Bali tanpa Pembangkit Listrik Energi Fosil
Proyeksi pembangunan pembangkit listrik di Bali dengan skenario early retirement dimana mulai tahun 2024 akan dilakukan pemadaman pada pembangkit listrik energi fosil secara bertahap hingga menjadi nihil di tahun 2025. Dengan diterapkannya skenario ini maka total kapasitas daya terpasang hanya menjadi sekitar 2000 MW. Namun begitu, kebutuhan pembebanan masih tercukupi dikarenakan proyeksi pembebanan di tahun 2030 hanya sebesar 1000 MW. Dalam hal ini masih terdapat surplus kapasitas produksi energi listrik sebesar 1000 MW.
Proyeksi Pembangunan Sumber Energi Listrik Sub-Sistem Bali dengan Optimalisasi Potensi Sumber Energi Terbarukan & Early Retirement pada Pembangkit Energi Fosil
Proyeksi pembangunan pembangkit listrik di Bali dengan optimalisasi sumber energi terbarukan sekaligus penerapan early retirement dimana mulai tahun 2024 akan dilakukan pemadaman pada pembangkit listrik energi fosil secara bertahap hingga menjadi nihil di tahun 2025, kemudian mulai tahun 2029 secara bertahap dilakukan penetrasi tambahan pembangkit listrik energi terbarukan hingga tahun 2031. Dengan diterapkannya skenario ini maka total kapasitas daya terpasang akan meningkat dibandingksn skenario ER sebelumnya dimana total kapasitas daya terpasang mencapai 2500 MW. Dengan kebutuhan pembebanan di tahun 2030 hanya sebesar 1000 MW, maka dalam hal ini masih terdapat surplus kapasitas produksi energi listrik sebesar 1500 MW.